“Keluar itu membutuhkan waktu sekian lama, cukup lama dihadang dan sebagainya. Dan juga terjadi insiden itu juga yakni perusakan dan pembakaran,” ujarnya.
Akhirnya polisi pun memutuskan menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa. Selain itu, untuk mencegah kerusuhan meluas.
“Agar tidak terjadi tindakan anarkis yang lebih masif lagi,” katanya.
Polisi pun menyatakan bakal mengusut peristiwa di luar stadion. Saat ini, polisi mengumpulkan sejumlah rekaman CCTV di sekitar lokasi. Diketahui, kerusuhan terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur pada Sabtu (1/10) malam usai laga antara Arema FC vs Persebaya. Tragedi ini menyebabkan 131 orang meninggal dunia dan ratusan lainnya luka-luka.