KNews.id – Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartanto dinobatkan sebagai Tokoh Indonesia Kategori Percepatan Infrastruktur oleh Group Tempo Media, di Hotel The Westin, pada 29 Agustus lalu. Penghargaan tersebut berkat keberhasilan Heru dalam menyediakan infrastruktur yang memadai untuk mendukung mobilitas orang dan barang serta mengatasi banjir.
Pj Gubernur Heru mengucapkan terima kasih kepada grup media bergengsi yang menerbitkan Majalah Tempo sejak 1971, disusul Koran Tempo dan Tempo.co itu.
“Penghargaan ini menjadi semangat dan motivasi bagi jajaran terkait, untuk melakukan akselerasi percepatan infrastruktur di Jakarta, sebagai solusi bagi warga dan berimplikasi positif pada sektor-sektor lain. Semoga dapat mengantarkan Jakarta sebagai Kota Global,” katanya.
Percepatan infrastruktur transportasi, misalnya, berupa pembangunan MRT Jakarta Fase 2A (Bundaran HI-Kota), Fase 2B (Kota-Ancol), Fase 3 East-West (Cikarang-Jakarta-Balaraja), dan LRT Jakarta Fase 1B (Velodrome-Manggarai).
Selain itu, pembangunan Skywalk Kebayoran yang menghubungkan Halte Transjakarta Pasar Kebayoran Lama Koridor 8, Halte Transjakarta Velbak Koridor 13, serta Stasiun KRL Kebayoran.
Begitu pula Jembatan Penyeberangan Multiguna (JPM) Dukuh Atas yang menghubungkan Stasiun LRT Jabodebek Dukuh Atas, Stasiun Kereta Commuter Line Sudirman, Stasiun MRT Dukuh Atas, Stasiun Kereta Bandara Soekarno-Hatta, serta Halte Bus Transjakarta
“Kesuksesan pembangunan transportasi publik massal diharapkan dapat mendorong kemajuan Jakarta dan laju pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam mewujudkan Sukses Jakarta untuk Indonesia”, imbuh Heru.
Tidak hanya pembangunan transportasi, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta di bawah kepemimpinan Heru juga telah mempercepat pembangunan Sodetan Ciliwung yang rampung pada Juli 2023.
Menurutnya, sodetan yang dibangun bersama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tersebut harus segera dirampungkan untuk mengatasi banjir.
“Pembangunan Sodetan Kali Ciliwung merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN) yang harus segera diselesaikan,” ujar Heru.
Sementara itu, Direktur Utama PT Tempo Intimedia Arif Zulkifli menyatakan, pemerintah daerah berperan penting, karena menjadi garda terdepan yang bersentuhan langsung dengan masyarakat guna memenuhi kebutuhan dasar warganya.
Oleh karena itu, penghargaan tersebut diharapkan dapat membuat peran pemerintah daerah terasa untuk warganya.
“Para kepala daerah harus bisa memberikan pelayanan publik terbaik dan mengetahui apa saja yang dibutuhkan rakyat, baik di perkotaan, perdesaan, sampai wilayah terpencil, terluar, dan tertinggal (3T),” ucap Arif.
Apresiasi Tokoh Indonesia terdiri dari delapan kategori, yakni Peningkatan Sumber Daya Manusia dan Pendidikan, Percepatan Infrastruktur, Pariwisata Berkarakter, Pengembangan Digitalisasi, Pendorong Ekonomi Kerakyatan, Pembangunan Daerah 3T, Penjabat Kepala Daerah Inovatif, dan Penggerak Kemajuan Daerah Berciri Kepulauan.
Sodetan Ciliwung atasi masalah banjir
Terkait percepatan pembangunan Sodetan Ciliwung, Pelaksana Tugas Sekretaris Dinas Sumber Daya Air Provinsi DKI Jakarta Hendri mengungkapkan, proyek tersebut merupakan langkah pemerintah untuk mengatasi banjir di sebagian wilayah Jakarta Selatan dan Jakarta Timur.
“Sodetan Ciliwung diprediksi bisa menangani banjir Jakarta sekitar 62 persen, khususnya di Bidara Cina, Kampung Melayu, Manggarai, Bukit Duri, Kebon Baru, dan Kebon Manggis,” tuturnya.
Hendri menambahkan, Sodetan Ciliwung dibangun untuk mengalihkan debit air Sungai Ciliwung sebanyak 60 meter kubik per detik ke Kanal Banjir Timur.
“Sodetan Ciliwung telah rampung sebelum musim hujan. Ini merupakan salah satu langkah untuk mengatasi banjir dengan melakukan sinergi bersama berbagai pihak,” paparnya.
Sodetan Ciliwung pun menjadi harapan bagi warga yang langganan terkena banjir. Urip Yanto, misalnya, mengapresiasi kehadiran Sodetan Ciliwung.
Warga yang tinggal di Bidara Cina, Jakarta Timur, itu berharap, Sodetan Ciliwung dapat mengurangi banjir di wilayahnya yang selalu terjadi setiap tahun.
“Setiap tahun, Bidara Cina selalu banjir. Dengan adanya sodetan ini, mudah-mudahan bisa mengurangi banjir,” beber Urip.
Selain Kementerian PUPR lewat Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC), Dinas Sumber Daya Air Provinsi DKI Jakarta membangun Sodetan Ciliwung bersama PT Wijaya Karya dan PT Jaya Konstruksi sejak 2013.
Sodetan Ciliwung dibuat dalam bentuk terowongan sepanjang 1.268 meter dengan dua jalur pipa. Masing-masing pipa berdiameter 3,5 meter, terowongan ganda, serta bangunan permanen inlet dan outlet.
Sodetan Ciliwung juga dilengkapi dengan beragam fasilitas pendukung, seperti kafetaria, plaza air mancur, panggung kreasi, gym terbuka, toilet, dan jembatan inspeksi.
Banjir dan macet masalah prioritas
Setelah tak lagi menjadi ibu kota pada 2024, Jakarta akan menjadi kota bisnis berskala dunia (global) yang mensyarakat infrastruktur tersedia. Pembangunan yang tepat dan terarah dapat membantu menyelesaikan masalah klasik di Jakarta, yaitu macet dan banjir.
Pengamat perkotaan Nirwono Joga mengutarakan, percepatan infrastruktur sangat penting dalam menyelesaikan permasalahan yang ada di Jakarta. Ia menilai, fokus Pemprov DKI Jakarta untuk mempercepat infrastruktur guna menanggulangi macet dan banjir sudah tepat, sehingga kedua masalah tersebut harus jadi prioritas.
Menurutnya, mengatasi banjir dapat berdampak pada pencegahan permukaan tanah yang kian turun, menjamin akses air bersih, dan menyediakan hunian bebas banjir bagi masyarakat Jakarta.
“Untuk mengatasi banjir, pemerintah dapat membenahi badan sungai, seperti membuat sodetan dan merevitalisasi situ atau danau. Seperti yang telah dilakukan di Taman Waduk Pluit untuk mengatasi banjir kiriman,” urai Nirwono kepada Kompas.com, Selasa (12/9).
Ia menambahkan, percepatan pembangunan Sodetan Ciliwung juga langkah yang tepat, setelah bendungan kering Ciawi dan Sukamahi beroperasi di Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Normalisasi atau naturalisasi badan sungai pun penting, selain pembangunan tanggul laut di pesisir Jakarta Utara untuk mencegah banjir rob.
Nirwono memuji pula upaya Pemprov DKI Jakarta untuk mengatasi kemacetan. Percepatan infrastruktur yang telah dibangun sudah cukup baik, bahkan lebih baik dibandingkan kota-kota lain di Indonesia.
Percepatan infrastruktur di bidang transportasi, lanjutnya, dapat mempermudah upaya Jakarta untuk menjadi kawasan bebas macet dan mengurangi polusi udara. Selain itu, penataan kawasan di simpul transportasi publik juga sangat mungkin dilakukan.
“Pemprov DKI Jakarta harus terus melakukan percepatan penyediaan transportasi massal terpadu, mengembangkan kawasan terpadu, melakukan peremajaan di sekitar simpul transportasi, dan penyediaan fasilitas lainnya. Hal ini harus menjadi prioritas, jika ingin bersaing dengan Singapura, Tokyo, Hong Kong, London, dan New York,” pungkas Nirwono. (Hfz/KdK)