spot_img
Senin, April 29, 2024
spot_img

Perang Rusia Minggir, Nih Dampak Kalau RRC Menyerang Taiwan!

KNews.id- Hubungan antara China dan Taiwan saat ini memanas. Keteganganpun disebut dapat memicu perang besar antara keduanya. Pemerintah Taiwan mengatakan bila memang perang itu terjadi maka dampaknya akan jauh lebih parah dibandingkan perang Rusia-Ukraina yang saat ini berlangsung. Pasalnya kedua negara memainkan peran yang penting dalam jalur rantai pasok dan perdagangan global.

“Gangguan pada rantai pasokan internasional; gangguan pada tatanan ekonomi internasional; dan peluang untuk tumbuh akan jauh, jauh (lebih) signifikan daripada yang ini,” kata delegasi dagang Taipei John Deng dikutip Reuters, Kamis (16/6). “Akan ada kekurangan pasokan di seluruh dunia.”

- Advertisement -

Salah satu yang bisa menjadi langka adalah chip semikonduktor. Taiwan adalah produsen besar dalam produksinya hingga 118 miliar dollar AS (atau setara Rp 1.742 triliun) pada 2021.

Chip semikonduktor sendiri adalah bahan utama dalam pembuatan sejumlah baran elektronik mulai dari ponsel hingga kendaraan listrik. Taiwan sendiri tengah berupaya mengurangi ekspornya hingga 40% ke China.

- Advertisement -

Sementara itu sebelumnya, setahun belakangan ini China terus mempertegas klaimnya bahwa Taiwan merupakan bagian integral dari kedaulatannya. Terbaru, negara pimpinan Presiden Xi Jinping itu telah menugaskan ratusan jet tempur untuk terbang di wilayah zona pertahanan udara Taiwan atau yang biasa dikenal dengan nama ADIZ.

Isu mengenai potensi serangan China juga pernah diangkat oleh Menteri Pertahanan (Menhan) Taiwan, Chiu Kuo-cheng, pada November lalu. Menteri yang berasal dari latar belakang militer itu memprediksi sinyal invasi terjadi pada 2025 mendatang.

- Advertisement -

“Saat ini, PLA (tentara China) mampu melakukan blokade bersama lokal terhadap pelabuhan kritis, bandara, dan rute penerbangan keluar kami, untuk memutus jalur komunikasi udara dan laut kami dan berdampak pada aliran pasokan militer dan sumber daya logistik kami,” papar kementerian itu dikutip Channel News Asia (CNA).

Sementara itu, Amerika Serikat (AS) sendiri saat ini getol dalam membela Taipei dan menentang klaim Beijing. Bahkan, dalam KTT aliansi Quad di Jepang akhir bulan lalu, Presiden AS Joe Biden pun mengatakan bahwa Washington akan melakukan campur tangan secara militer jika China tetap mencoba untuk mengambil Taiwan dengan paksa. (AHM/cnbc)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini