spot_img
Rabu, Juni 26, 2024
spot_img

Merger Bank Nobu dan MNC Dekati Babak Akhir

KNews.id –  Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan rencana merger dua bank milik konglomerat, PT Bank MNC International Tbk. dan PT Bank Nationalnobu Tbk. berjalan sesuai rencana.

Bank Hary Tanoesoedibjo dan James Riady tersebut saat ini tengah menghitung valuasi dari masing-masing perusahaan. Hal ini nantinya akan menjadi bekal untuk menentukan perusahaan penerima merger dan entitas yang akan hilang.

- Advertisement -

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae kemudian mengonfirmasi mengenai rencana merger kedua bank konglomerat itu. “Bahkan mereka sudah membentuk tim merger, konsultan keuangan dan konsultan hukum juga demikian. Sepertinya target bulan Agustus akan tercapai,” katanya dalam Rapat Dewan Komisioner OJK April 2023.

OJK menyatakan merger Bank MNC dan Bank Nobu akan rampung pada Agustus 2023. Kedua pihak, kata Otoritas, telah menandatangani kesepakatan penggabungan usaha.

- Advertisement -

Adapun kabar merger kedua bank berhembus seiring dengan upaya pemenuhan modal inti. Pada awal tahun, Bank MNC dan Bank Nobu diketahui belum secara gamblang mengumumkan telah mencapai ketentuan modal inti Rp 3 triliun, sebagaimana disyarakat oleh OJK untuk menjalankan operasional bank umum.

di pasar pun berhembus bahwa Bank MNC dan Bank Nobu akan merger untuk memenuhi modal inti tersebut. Sebagai informasi, kedua bank melaporkan modal inti per Desember 2022 sebesar Rp 2,49 triliun (MNC) dan Rp 1,71 triliun (Nobu). Akan tetapi hal ini kemudian ditepis oleh masing-masing bank.

- Advertisement -

Hal tersebut kemudian juga diluruskan oleh Dian. Eks ketua PPATK ini mengatakan Hary Tanoe dan James Riady menggabungkan kedua banknya dalam rangka ekspansi bisnis.

“Karena ekspektasi kami [OJK] ketentuan konsolidasi ini bukan semata-mata menaikkan modal tapi untuk memperkuat kemampuan bank untuk ekspansi dan bertahan terhadap ancaman ekonomi domestik maupun global,” ujar Dian.

Benar saja, pada bulan lalu Bank MNC mengumumkan modal inti telah mencapai Rp 3,3 triliun. Perusahaan menerima tambahan modal berupa tanah dan bangunan (inbreng) sebesar Rp 801 miliar.

Direksi BABP menyatakan melalui keterbukaan informasi, bahwa pelaksanaan inbreng tersebut dimaksudkan untuk memperkuat struktur permodalan. Adapun pemasukan inbreng itu berupa tanah dari emiten grup MNC PT Global Mediacom Tbk. (BMTR) dan bangunan dari emiten grup yang sama PT MNC Land Tbk. (KPIG).

Pada perkembangan terpisah, Bank Nobu telah merilis laporan publikasi keuangan kuartal I/2023. Modal inti bank milik grup Lippo ini tercatat Rp 3 triliun. Dengan demikian, kedua bank telah memenuhi modal inti minimum.

“Berarti isunya bukan lagi memenuhi Rp3 triliun tapi ngobrol-nya merger, dan ini akan memperkuat kedua usaha ini yang saya kira kita sama-sama tahu MNC dan Lippo ini dua grup yang sudah kuat,” kata Dian.

Surviving Entity

Sementara itu, apabila penggabungan tersebut berhasil, rumor yang beredar menyebutkan bahwa NOBU kemungkinan akan menjadi surviving entity atau pihak yang menerima peleburan.

Sebagai informasi, dalam aksi korporasi merger dua perusahaan atau lebih akan ada satu entitas yang jadi penerima peleburan. Dengan demikian perusahaan lainnya akan hilang dan seluruh aset, liabilitas, modal, serta hak dan kewajiban akan dialihkan kepada surviving entity.

Begitu pula dengan pemegang saham perusahaan yang melebur akan secara otomatis menjadi pemegang saham entitas yang menerima peleburan.
Rumor NOBU akan menjadi bank yang menerima peleburan bukan tanpa sebab. Bank milik James Riady ini per 31 Maret 2023, memilki total aset Rp22,42 triliun, sedangkan bank milik Hary Tanoesoedibjo sebesar Rp16,86 triliun per 31 Desember 2022. BABP belum merilis laporan keuangan terbaru per kuartal I/2023.

Akan tetapi kalau dari segi modal inti NOBU yang mencapai Rp 3,18 triliun, kalah dengan BABP yang memiliki Rp 3,3 triliun.
Dari sisi kinerja, Bank Nobu dan Bank MNC kompak mencetak laba sepanjang 2022. Kedua bank, masing-masing mencetak pertumbuhan laba sebesar 61,79% secara tahunan (yoy) dan 308% yoy.

Terbaru, Bank Nobu telah melaporkan kinerja tiga bulan pertama tahun ini. Bank milik Grup Lippo ini meraup laba bersih Rp 29,35 miliar, naik 31,01% yoy. Sementara itu, Bank MNC belum melaporkan kinerja keuangan kuartal I/2023.

Adapun teka-teki mengenai skema merger Bank Nobu dan Bank MNC sepertinya akan terjawab sebentar lagi. Kedua bank kompak akan melaksanakan rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) dan sekaligus rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada 15 Juni 2023.

(Fhd/CNBC)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini