KNews.id- Apa itu kebahagiaan? Bagi sebagian orang mungkin banyak uang, mungkin memiliki keluarga yang harmonis, mungkin juga memiliki hidup yang damai. Namun bagi mantan pemimpin Korea Utara Kim Jong Il, kebahagiaan sejati baginya adalah melihat kebahagiaan hadir di tengah rakyatnya.
“Kegembiraan rakyat adalah kegembiraan saya dan kebahagiaan rakyat adalah kebahagiaan saya,” begitu filosofi kebahagiaan bagi Kim Jong Il.
Hal itulah yang juga menggerakannya untuk bekerja dan berjuang sebaik mungkin bagi rakyatnya agar makmur dan bisa hidup dengan bahagia. Salah satu bentuknya adalah dengan mendorong pabrik dan perusahaan untuk meningkatkan produksi dengan baik, memperluas ladang tanaman skala besar, membangun peternakan dan stasiun pemancingan modern di banyak tempat di tanah Korea Utara serta mendirikan pembangkit listrik dan saluran air di berbagai tempat di negara tesebut.
Bahkan sebuah cerita dari Korea Utaa menyebut bahwa, untuk menghemat wakktu, Kim Jong Il akan tidur siang di dalam mobil dalam perjalanannya atau makan saat perjalanan. Suatu ketika Kim Jong Il pernah mengatakan kepada para pejabatnya,
“Apa itu hidup? Hidup adalah salah satu yang dikhususkan untuk negara dan sesamanya. Hidup kita tidak lain adalah untuk kemakmuran negara kita dan kebahagiaan rakyat kita,” kata Kim Jong Il, mnurut salah satu cerita.
Semasa hidup, Kim Jong Il mengaku bahwa dia menemukan nilai dan kegembiraan dalam hidupnya setiap kali dia melihat orang-orang menjadi lebih bahagia dari hari ke hari.
Hal itu juga lah yang selalu memotivasinya untuk melakukan lebih banyak hal untuk bisa semakin membahagiakan rakyatnya.
Bahkan di hari-hari terakhir kehidupannya, Kim Jong Il tetap bergulat dengan upayanya memajukan negaranya. Kabarnya, menurut cerita lainnya, pada hari Minggu tanggal 4 Desember 2011, Kim Jong Il sedang dalam kondisi tidak sehat. Namun dia tetap hadir mengunjungi taman hiburan di Taman Pemuda Kaeson, yang dibangun sebagai basis untuk kegiatan budaya dan rekreasi masyarakat.
Hari itu sangat dingin, tetapi dia mengatakan bahwa jika dia mengunjunginya pada hari seperti itu, rakyatnya hanya akan datang ke sana pada hari-hari yang cerah untuk bersenang-senang, dan tidak akan datang pada musim dingin.
Lalu ketika para pejabat di sekitarnya memintanya untuk beristirahat, Kim Jong Il berkata bahwa itu adalah tekad dan keinginannya yang tidak berubah-ubah untuk mengabdikan segalanya untuk kemakmuran negaranya dan kebaikan sesama.
Pada tanggal 15 Desember, dua hari sebelum kematiannya, dia pun masih menyempatkan diri untuk mengunjungi Supermarket Area Kwangbok dan mempelajari sendiri barang-barang yang akan dipasok ke masyarakat. Padahal pada saat itu kondisi kesehatannya juga sedang tidak baik.
Selang dua hari kemudian Kim Jong Il pun menghembuskan napas terakhirnya. Hal itu mengakhiri perjuangannya untuk menyejahterakan dan menghadirkan kebahagiaan bagi rakyatnya. (Ikh)
Sumber: RMOLÂ