spot_img
Minggu, April 28, 2024
spot_img

Krakatau Steel Divestasi Anak Usaha ke INA Dkk senilai Rp4,35 T

KNews.id- Produsen baja pelat merah, PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) bakal melepas anak usahanya PT Krakatau Sarana Infrastruktur (KSI) kepada sejumlah investor. Perusahaan menargetkan bisa memperoleh dana mencapai US$ 200 juta-US$ 300 juta (Rp 2,9 triliun-Rp 4,35 triliun, asumsi Rp 14.500/US$) dengan melepas 10%-40% saham.

Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim mengatakan saat ini sudah terdapat beberapa investor yang sedang dalam pembicaraan, empat di antaranya adalah lembaga keuangan milik pemerintah dan BUMN. Lainnya adalah pihak swasta yang menolak untuk disebutkan namanya.

- Advertisement -

“10%-40% dalam persentase. Harapannya [bisa mendapat] US$ 200 juta-US$ 300 juta. Targetnya Agustus,” kata Silmy kepada CNBC Indonesia.

Dia menyebutkan, empat investor tersebut diantaranya Indonesia Investment Authority (INA), PT Danareksa (Persero), PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero), dan PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF).

- Advertisement -

Silmy mengungkapkan, tidak menutup kemungkinan lebih dari satu investor yang akan terlibat dalam divestasi aset ini bulan depan. Sebab, di tahun depan KRAS telah mempersiapkan anak usahanya yang baru diresmikan ini untuk melantai di bursa saham pada kuartal I-2022 mendatang. Namun demikian, dia masih enggan untuk mengelaborasi lebih lanjut mengenai rencana penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO).

“Ini kan proses yang bertahap. Semua tergantung dari harga. Kita ingin harga terbaik,” tandasnya.

- Advertisement -

Untuk diketahui, KSI merupakan subholding baru dari Krakatau Steel. Sebelumnya perusahaan ini bernama PT Krakatau Industrial Estate Cilegon (KIEC), tapi setelah dijadikan subholding, KSI kini membawahi PT Krakatau Daya Listrik (PT KDL), PT Krakatau Tirta Industri (PT KTI), dan PT Krakatau Bandar Samudera (PT KBS).

Subholding KSI ini mengklaim memiliki area pengelolaan kawasannya terbesar di Indonesia, nantinya akan bergerak di layanan kawasan industri terintegrasi dengan empat area utama, yakni kawasan industri, penyediaan energi, penyediaan air industri, dan pelabuhan.

Silmy mengatakan perusahaan ini memiliki total pendapatan Rp 3,4 triliun dan nilai EBITDA (laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi) sebesar Rp 1 triliun pada tahun 2020.

“Subholding Sarana Infrastruktur Krakatau Steel ini diproyeksikan dapat menghasilkan pendapatan hingga Rp 7,8 triliun di lima tahun mendatang, Sementara itu, EBITDA subholding sarana infrastruktur diproyeksikan meningkat mencapai Rp 2,2 triliun pada 2025,” saat peresmian holding ini beberapa waktu lalu. (Ade/cnbc)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini