spot_img
Selasa, Mei 7, 2024
spot_img

Kekayaan Taipan dan Praktik Persaingan Usaha tidak Sehat

Tidak salahlah, apabila publik mempertanyakan asal muasal kenaikan kekayaan konglomerat tersebut ditengah pandemi Covid19 yang berimplikasi buruk pada kinerja ekonomi Indonesia dan dunia. Pertumbuhan harta kekayaan konglomerat, khususnya pengekspor komoditas yang beriringan dengan kenaikan harga dunia sangat bertolak belakang dengan kinerja perekonomian Indonesia.

Capaian pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2022 hanya sebesar 5,72%, sedangkan tahun 2021 lebih rendah, yaitu 3,69% atau naik sebesar 2,03% saja. Selanjutnya, berdasar laporan Forbes itu terdapat paling tidak 22 orang taipan Indonesia yang mengalami pertumbuhan kekayaan bersihnya (net asset).

- Advertisement -

Sangat kontras kenaikan harta kekayaan para taipan ini atas capaian pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan persentase lebih kecil. Taipan Hartono bersaudara,  pemilik Djarum Group masih memuncaki konglomerat terkaya di Indonesia dengan nilai kekayaan sejumlah US$47,7 miliar, atau terdapat kenaikan sejumlah US$5,1 miliar dibanding tahun 2021 yang berjumlah US42,6 miliar.

Kenaikan terbesar harta kekayaannya tercatat berasal dari pertumbuhan bisnis PT Global Digital Niaga Tbk. yang merupakan bisnis digitalisasi. Selain itu, menarik untuk dicermati adalah taipan terkaya diposisi kedua yaitu Low Tuck Kwong yang bertambah kekayaannya oleh kenaikan harga batu bara di tengah krisis energi global. Peningkatan kekayaannya sungguh luar biasa dan hampir berlipat ganda menjadi US$12,1 miliar, yang sebelumnya kurang lebih separuhnya saja.

Berita Lainnya

Direkomendasikan

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini