spot_img
Minggu, April 28, 2024
spot_img

Faisal Basri: Praktik Mafia di Impor Beras Indonesia, dapat Raup Uang Triliuan…

KNews.id- Tidak ada petir dan tak ada guruh, Pemerintah tiba-tiba mengumumkan impor beras sebanyak satu juta ton. Kebijakan yang banyak dipertanyakan karena tidak ada gejolak harga dan petani memasuki panen raya.

Ekonom Senior Universitas Indonesia, Faisal Basri mengatakan, bagi-bagi kuota impor sudah lama terjadi bahkan menjadi kelaziman dalam beberapa komoditas stategis pangan seperti beras, gula, daging dan bawang putih.

- Advertisement -

“Pemicunya adalah selisih harga yang relatif lebar antara harga domestik dan harga internasional. Lebih menggiurkan lagi, volume impornya relatif sangat besar, mencapai jutaan ton terutama beras, gula dan garam,” ungkap Faisal Basri, seperti dikutip dalam laman faisalbasri.com, Selasa (16/3).

Faisal mencontohkan adanya praktik pemburuan rente dalam setiap komoditas pangan strategis, salah pada Oktober 2019. Harga beras eceran di Indonesia kala itu Rp13.978 per kilogram. Pada waktu yang sama, harga beras Vietnam setara dengan Rp4.561.

- Advertisement -

Selisih harga yang lebih dari tiga kali lipat itu amat menggiurkan. Seandainyanya pun dibandingkan dengan harga eceran tertinggi untuk beras medium di Jawa (Rp9.450/kg), selisihnya dengan beras Vietnam masih dua kali lipat.

“Katakanlah beras impor Vietnam sampai di pasar domestik menjadi Rp7.000/kg, keuntungan yang diraup setidaknya Rp2.500/kg. Dikalikan dengan 1 juta ton, maka keuntungan bersih bisa mencapai Rp2,5 triliun,” ungkap Faisal Basri. (Ade)

- Advertisement -

 

Sumber: IDX

Berita Lainnya

Direkomendasikan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini