spot_img
Jumat, Mei 10, 2024
spot_img

Eks Pimpinan KPK Minta Hati-hati dengan China?

KNews.id- Investasi China yang begitu besar di Indonesia membuat mantan pimpinan KPK Laode M Syarif mengingatkan pemerintah Indonesia. Pasalnya, c terkenal memiliki `trick` jahat dalam menjalankan bisnisnya.

Laode menjelaskan, berdasarkan US-foreign corrupt practices act, sejak 2011 hingga 2020, China merupakan negara yang licik, karena seringkali melakukan pendanaan tidak benar (improper payments).

- Advertisement -

“Improper pertama itu, adalah China. Disusul Brazil, India, Mexico, Rusia, dan Indonesia. Oleh karena itu, saya takut sekali, ketika China menjadi investor terbesar di Indonesia,” jelas Laode dalam sebuah Webinar, Selasa (8/12).

Seperti diketahui, merujuk data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), China menempati negara nomor urut dua investor terbesar Indonesia sepanjang tahun 2019, dengan nilai investasi mencapai US$ 4,7 miliar atau 16,8% dari total investasi ke Indonesia. Proyek yang dibagun oleh Tiongkok di tahun 2019 sebanyak 2.130.

- Advertisement -

Adapun, realisasi investasi pada Kuartal III-2020, investasi sudah mencatat pertumbuhan positif. Total investasi yang masuk ke tanah air tercatat Rp 209 triliun. Naik 1,6% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year on year/yoy).

Penanaman Modal Asing (PMA) pada periode Juli-September 2020 adalah Rp 106,1 triliun, tumbuh 1,1% YoY. Sementara Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) adalah Rp 102,9 triliun, naik 2,1% YoY.Pada kuartal III-2020, China pun masih menjadi negara kedua, setelah Singapura. China telah menanamkan investasi di Indonesia, dengan nilai investasi sebesar US$ 1,1 miliar.

- Advertisement -

Berikut adalah 5 besar negara penyumbang investasi di Indonesia pada kuartal III-2020:

1. Singapura US$ 2,5 miliar
2. Tiongkok US$ 1,1 miliar
3. Jepang US$ 0,9 miliar
4. Hongkong US$ 0,7 miliar
5. Belanda US$ 0,5 miliar

Dalam kesempatan yang sama, Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menanggapi pernyataan Laode. Menurut Bahlil data terkait improper payments dengan China menempati urutan teratas, membuat dirinya sedikit cemas.

“Benar bahwa ada data ini China negara ngeri-ngeri sedap juga,” ujar Bahlil.

Bahlil pun, telah menyiapkan strategi agar Indonesia tidak tertipu oleh investor asal Negara Tirai Bambu tersebut. Caranya, kata dia, Indonesia harus berkomitmen, untuk berlaku adil terhadap semua investor. Artinya, tidak ada investor dari negara manapun yang bisa mendominasi investasi di Indonesia.

Dalam hal urusan keberanian dalam berinvestasi, Bahlil mengakui investor asal China merupakan investor yang paling berani, dibandingkan Jepang.

Bahlil memberikan contoh, misalnya saja dalam investasi di pertambangan. China lebih banyak langsung mengambil aksi untuk berinvestasi, sementara Jepang memiliki beberapa riset yang panjang, sehingga seringkali investasinya tidak terealisasi.

“Contoh katakan nikel, hampir semua sekarang smelternya adalah China. Harus jujur aja kita akui, tapi disatu sisi mereka ini paling berani. Kalau jepang itu, banyak kali penelitiannya. Negara lain juga begitu, debatnya minta ampun.” jelas Bahlil.

Investor China ini lah, menurut Bahlil yang paling disenangi, karena risetnya pendek, dan tidak ada perdebatan yang terjadi. Bahkan, China lebih cenderung untuk bekerja terlebih dahulu, dan baru mempertimbangkannya belakangan. Bahlil bahkan mengkonfirmasi dari pernyataan Laode, bahwa investor asal China memang terkenal dengan investor yang curang atau dicap sebagai improper payments.

“Nah, China ini agak nekat, mereka itu kerja dulu baru mikir. Saya bilang, hebat juga kawan ini. Memang diakui, ini ada spekulasi, pasti abu nawasnya ada juga. Banyak yang gak dibayar, ngomongnya hari ini A, besok bikin lain,” kata Bahlil melanjutkan. (Ade)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini