spot_img
Minggu, April 28, 2024
spot_img

DI PBB Xi Jinping Nasihati Amerika Supaya Tidak Mengulang Kebiasaan Buruk Militernya

KNews.id – Presiden China Xi Jinping menanggapi pidato Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden. Dia menyinggung AS  yang punya kebiasaan buruk mengintervensi negara lain secara militer.

Dalam pertemuan Majelis Umum PBB kemarin, ia mengatakan bahwa perselisihan antar negara perlu ditangani lewat dialog dan kerja sama. Namun, ia juga mengkritik pendekatan militer atas nama demokrasi.

- Advertisement -

“Keberhasilan satu negara tidak harus berarti kegagalan negara lain,” kata Xi dalam pidatonya, dikutip APNews.

“Dunia cukup besar untuk mengakomodasi perkembangan dan kemajuan bersama semua negara.”

- Advertisement -

Walaupun begitu seperti dilansir dari AP News, China tetap mengkritik AS terkait invasinya di Afghanistan.

“Perkembangan terakhir dalam situasi global menunjukkan sekali lagi bahwa intervensi militer dari luar dan apa yang disebut transformasi demokrasi tidak membawa apa-apa selain kerugian,” kata Xi, merujuk pada peristiwa di Afghanistan setelah penarikan militer AS pada bulan lalu.

- Advertisement -

Pernyataan ini diucapkannya setelah Presiden AS Joe Biden mengatakan bahwa dirinya tidak berniat untuk memulai perang dingin baru.

“Kami tidak mencari Perang Dingin baru atau dunia yang terbagi menjadi blok-blok kaku,” katanya.

“Amerika Serikat siap bekerja dengan negara mana pun yang meningkatkan dan mengejar resolusi damai untuk tantangan bersama bahkan jika kita memiliki ketidaksepakatan yang intens di bidang lain.”

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengingatkan kedua pemimpin negara itu karena kebijakan mereka yang dinilai menempatkan konfrontasi dibandingkan dialog produktif dalam mengatasi konflik keduanya.

“Sayangnya, hari ini kami hanya memiliki konfrontasi,” kata Guterres pada Sabtu (18/9) dalam wawancara AP.

“Kita perlu membangun kembali hubungan fungsional antara kedua kekuatan.”

Gutteres juga menyampaikan, Washington dan Beijing perlu memastikan perbedaan dan ketegangan mereka tidak menggagalkan hubungan keduanya dan membuat masalah di dunia.

“Saya khawatir dunia kita sedang merayap menuju dua set aturan ekonomi, perdagangan, keuangan, dan teknologi yang berbeda, dua pendekatan yang berbeda dalam pengembangan kecerdasan buatan – dan pada akhirnya dua militer dan strategi geopolitik yang berbeda.”

“Ini adalah resep untuk masalah,” ucap Guterres.

Dalam pertemuan tersebut, kedua negara ini saling membagi pendapat mereka dalam berbagai bidang. Mulai dari perdagangan, perubahan iklim, hak asasi manusia, dan keamanan di dunia maya.

Ada beberapa masalah yang menjadi latar belakang konflik antara AS dan China.

Pertama, klaim kedaulatan total China atas Laut China Selatan (LCS) tidak sejalan dengan Amerika Serikat dan sekutunya. China memprotes kehadiran militer AS di LCS dan telah meningkatkan ancamannya untuk menyerang Taiwan, yang diklaim adalah wilayah China.

China juga menolak keras seruan AS untuk melakukan penyelidikan baru terkait asal-usul Covid-19. Virus ini pertama kali menyebar di kota Wuhan, China pada akhir 2019.

Profesor Hubungan Internasional Universitas Tsinghua Beijing, Zhao Kejian menyampaikan bahwa China dan AS memiliki peluang kerja sama dalam menyelesaikan beberapa masalah. Masalah itu antara lain pengendalian pandemi dan keamanan di Semenanjung Korea, Afghanistan, Irak, dan area lainnya.

“Mungkin sudah ada persiapan di antara kedua belah pihak,” tutur Zhao.

“China percaya bahwa PBB mewujudkan multilateralisme. Jika AS juga memperhatikan PBB, maka akan ada landasan untuk koordinasi strategis di bawah kerangka kerja PBB.” (CNN/fey)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

1 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini