“Jam 6 saya harus berangkat dari Merak. Bangun otomatis jam-jam 5, anak kita mandikan, segala macam itu, kadang masuk angin dia,” ucap Samperaja.
Ia pun pindah ke Kecamatan Cilegon beberapa tahun setelahnya. Jarak dari rumah ke gereja ikut berkurang, jadi sekitar 25 kilometer. Saat itu, ia juga telah memiliki sepeda motor.
- Advertisement -
“Naik motor sekitar 40-50 menit,” katanya.
Samperaja dan istri dikarunia seorang anak lagi pada 2009. Ketika itu, sekeluarga bonceng empat ke gereja menjadi rutinitas tiap minggu.
- Advertisement -
Tahun berganti, namun situasi di Cilegon masih sama saja. Tak ada gereja HKBP yang berdiri.