spot_img
Jumat, April 26, 2024
spot_img

China Makin Berani, Turki tidak Lagi Aman untuk Uighur

KNews.id- Turki tidak dapat lagi dijadikan tempat yang aman bagi para pengungsi Uighur setelah muncul banyak laporan mengenai penindasan transnasional yang dilakukan China terhadap etnis tersebut.

Laporan dari Oxus Society for Central Asian Affairs baru-baru ini menyebutkan pemerintah China secara telah memperluas tindakan kerasnya terhadap minoritas Uighur ke negara-negara yang menjadi tujuan mencari suaka, termasuk Turki.

- Advertisement -

“Penjelasan yang mungkin untuk fiksasi China yang berkembang di Timur Tengah terletak pada perkembangan politik di Turki selama sedekade terakhir,” kata laporan itu, seperti yang dikutip Ahval pada Ahad (27/6).

China dilaporkan sudah lama melakukan represi terhadap hak-hak budaya warga Uighur yang tinggal di Xinjiang. Saat ini, terdapat lebih dari 1 juta orang Uighur yang diyakini diisolasi di kamp konsentrasi pemerintah, menjadi sasaran berbagai bentuk kekerasan fisik dan mental.

- Advertisement -

Sejak 1950-an, ribuan orang Uighur yang melarikan diri dari penganiayaan di Xinjiang dengan mencari perlindungan ke Turki. Diperkirakan ada 50.000 orang Uighur yang saat ini tinggal di Turki, menjadi diaspora Uighur terbesar di dunia.

Secara historis, Turki memberikan dukungan pada Uighur. Tetapi dalam beberapa tahun terakhir, Ankara tengah meningkatkan hubungan dengan Beijing.

- Advertisement -

“Dalam beberapa tahun terakhir, Turki telah secara signifikan melunakkan dukungan retorisnya untuk Uighur, selain meningkatkan rendisi, penahanan, dan pengawasan terhadap populasi Uighur di sana,” sambung laporan itu.

Pada 2021 saja, lapran itu menyebut terdapat 57 orang Uighur yang telah ditahan di Turki. Terlebih dengan situasi pandemi Covid-19, muncul dugaan bahwa China berusaha untuk mendapatkan konsesi atas imbalan pengiriman vaksin Covid-19 ke Turki.

“Menjadi semakin jelas bahwa Turki tidak lagi menjadi tempat yang aman seperti dulu bagi para pengungsi dari wilayah Uighur,” pungkas laporan itu. (AHM/rmol) 

Berita Lainnya

Direkomendasikan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini