spot_img
Sabtu, April 27, 2024
spot_img

Cerita Foto Eksekusi Letkol Untung dari Warga AS!

KNews.id-Warga Amerika Serikat Jacob Cass punya cara untuk mencintai Indonesia. Ia mengoleksi foto-foto tokoh dan peristiwa bersejarah yang terjadi di Bumi Pertiwi pada masa lampau.
Rasa cinta Jacob kepada Indonesia tumbuh, ketika ia mulai mengenal istrinya Annesa. Beberapa tahun lalu, ia mengunjungi kampung halaman istrinya dan langsung terpikat dengan kuliner dan kebudayaan Indonesia. Beberapa momen kunjungannya ke Indonesia pun ia unggah di channel Youtube-nya.

Lama-lama sejarah negara asal istrinya itu pun memikat hatinya. Ia pun mulai mempelajari sejarah Indonesia lebih intens, termasuk mengumpulkan lima foto Soekarno, yang menjadi koleksi pertamanya. Foto itu, ia dapatkan dari penjual arsip media.

- Advertisement -

“Istri saya dari Indonesia dan setelah berkunjung ke sana, saya jatuh cinta dengan negara kalian. Budaya, makanan dan orang-orang di sana luar biasa. Nanti saya mulai belajar sejarah di sana dan sejarah Indonesia seru sekali, jadi saya menjadi lebih dan lebih tertarik,” ujar Jacob kepada detikJabar melalui surat elektronik.

Salah satu koleksi berharga yang dimiliki Jacob lainnya, adalah foto pemimpin Gerakan 30 Septemer (G30S) PKI, Letkol Untung yang hendak dieksekusi. Foto tersebut ia pamerkan dalam video yang diunggah di akun instagram-nya, @koleksi_sejarah_indo.

- Advertisement -

Pantauan detikJabar Di dalam foto itu terlihat Letkol Untung memakai baju berwarna putih dengan kondisi tangan diikat di sebuah tiang pancang. Matanya pun ditutup oleh kain. Selain itu, di samping Letkol Untung terlihat dua orang berseragam dengan bertuliskan PM atau Polisi Militer di helm tengah, seperti tengah mengikat Letkol Untung.

Usai diunggah di Instagram oleh Jacob, foto itu disukai oleh lebih dari 16 ribu netizen. Pada foto itu terlihat ada dua buah lubang, di bagian belakang foto tersebut ada keterangan berbahasa Prancis yang menyebutkan proses eksekusi Letkol Untung di Lembang. Di bagian keterangan itu, tertera tulisan ‘Belgia, AFP, 5 Oktober 1967’.

- Advertisement -

Jacob sendiri mengaku mendapatkan foto itu dari seorang pedagang besar yang menjual foto-foto dari arsip perusahaan-perusahaan media. Ketika itu, ia membeli foto tersebut seharga $50. Menurutnya, ketika itu ia hanya bisa menebak-nebak seperti apa foto yang akan didapatkannya.

“Mereka hanya punya deskripsi foto dan saya tidak bisa lihat foto, jadi saya email dan tanya mereka tentang foto itu dan jika deskripsi benar. Mereka memastikan deskripsi itu benar dan karena saya belum pernah melihat foto eksekusi Letkol Untung, saya membelinya sebelum melihatnya. Ha ha ha, saya beli foto itu harganya sekitar $50 setelah shipping dan saya beli karena foto-foto begitu pasti langka,” tutur Jacob.

Walau tertulis nama AFP, namun Jacob belum bisa memastikan dari mana sebenarnya foto itu berasal. Apakah memang ada fotografer media yang mendokumentasikan peristiwa itu secara langsung atau mungkin dari pihak tentara ketika itu.

“Masih misterius,” ujarnya.

Selain foto soal eksekusi Letkol Untung, Jacob juga memiliki sekitar 25 koleksi foto terkait peristiwa 1965. Mulai dari foto penangkapan Pemuda Rakjat yang merupakan organisasi pemuda dari PKI hingga foto-foto tahanan komunis.

“Jika Anda juga memasukkan peristiwa nanti, saya punya lebih seperti di pengadilan Untung, Omar Dhani, dan Subandrio. Saya juga memiliki foto-foto seperti tahanan komunis dan protes lanjutan terhadap Kedutaan Besar China dari tahun 1967. Semua yang merupakan akibat langsung dari peristiwa-peristiwa pada tahun 1965,” katanya.

Sejarah Indonesia tak hanya ia pelajari lewat foto, tetapi juga sumber literatur dan sebagian file dari CIA yang sifatnya tak rahasia dan makalah penelitian tentang dokumen bekas Soviet dan Cina.

“Saya bukan ahlinya, tetapi telah menghabiskan waktu banyak jam dengan berbagai sumber,” ujarnya.

Jacob sendiri saat ini telah memiliki 1.000-an foto, 50 buku bersejarah, 100 dokumen saham pada perusahaan di era Hindia Belanda dan sejumlah prangko. Bila dihitung-hitung, ia memiliki sekitar 2.000-an koleksi bersejarah tentang Indonesia di masa silam.

Saat ditanya, apakah benda-benda tersebut akan dibuatkan menjadi buku atau dipublikasikan, Jacob sendiri mengaku belum tahu. Sebab, ia cukup menikmati saat mengumpulkan dan menunjukkan koleksinya kepada orang-orang.

“Saat ini saya sedang mencari foto mana yang masih memiliki hak cipta dan mana yang tidak pernah diperbarui dan bisa saya gunakan secara bebas, tapi semua itu melelahkan. Saya hanya menjalani hari demi hari dengan semua ini. Saya masih mencari foto, saya ingin mencari foto para pahlawan awal Perang Kemerdekaan atau hanya foto umum yang menceritakan kisah menarik yang orang tidak tahu atau belum pernah melihat fotonya,” ujar Jacob.

Selain mengoleksi foto-foto bersejarah Indonesia, Jacob juga kerap mengunggah konten-konten berbau Indonesia yang ia tayangkan di channel Youtube-nya.

Siapa Sosok Letkol Untung
Siapa Untung dalam G30S PKI sebenarnya? Berikut ini informasi yang dirangkum detikcom melalui penelusuran jejak masa kecil Untung di desa kelahirannya yakni Desa Sruni, Kedung Bajul, Kebumen, Jawa Tengah.

Letkol Untung Syamsuri lahir di Desa Sruni, Kedung Bajul, Kebumen, Jawa Tengah pada 3 Juli 1926 dengan nama kecil Kusmindar alias Kusman. Mbah Sadeli (85), warga RT 01/ RW 02, Dusun Kedung Bajul, Desa Bojongsari, Kecamatan Alian, Kabupaten Kebumen menceritakan masa kecil Untung alias Kusmindar

Orang tua Untung berpisah saat dirinya berusia 10 tahun. Untung kecil lalu pindah ke Solo dan diasuh oleh adik ayahnya, Samsuri yang tak punya anak. Karena itu, dirinya lebih dikenal sebagai Untung bin Samsuri.

Pada 1943, saat Untung berusia 18 tahun, dia mendaftar organisasi militer di masa pendudukan Jepang, Heiho. Dua tahun kemudian, Untun bergabung dengan Batalyon Sudigdo yang bermarkas di Wonogiri, Jawa Tengah.

Pada 1947 Batalyon Sudigdo yang berada di bawah Divisi Panembahan Senopati berhasil ditarik menjadi pendukung Partai Komunis Indonesia (PKI). Bersama anggota Batalyon Sudigdo dan prajurit TNI saat itu, Untung mendapat pengetahuan tentang paham komunisme langsung dari elit PKI, Alimin. Hal ini menjadikan Panglima Besar TNI Jenderal Soedirman khawatir.

Jenderal Soedirman pun memerintahkan Letkol Soeharto untuk meyakinkan sejumlah prajurit Divisi Panembahan Senopati agar tidak ikut paham komunis. Namun, Untung dan sejumlah prajurit dari Divisi Panembahan Senopati gagal dibujuk. Pada 18 September 1948, PKI melakukan pemberontakan di Madiun, Jawa Timur.

Untung dan sejumlah prajurit dari Divisi Panembahan Senopati tak mendapat hukuman atas pemberontakan tersebut. Bahkan Untung kemudian masuk TNI melalui Akademi Militer di Semarang. Di sinilah nama Kusmindar alias Kusman berganti menjadi Untung.

Letkol Untung Syamsuri dan G30S/PKI
Pada 1964, atas rekomendasi Panglima Kostrad Mayor Jenderal Soeharto, Letkol Untung direkomendasikan sebagai Komandan Grup Batalyon I Tjakrabirawa. Setahun kemudian, pada 30 September 1965 Untung yang pernah terlibat dalam pemberontakan PKI Madiun memimpin pasukan Gerakan 30 September 1965 (G30S) yang menculik 6 jenderal dan 1 perwira menengah TNI AD.

Menurut biografi ‘Soeharto: The Life and Legacy of Indonesia’s Second President’, Soeharto mengaku kenal Untung sejak 1945. “Saya mengenal Untung sejak 1945 dan dia merupakan murid pimpinan PKI, Alimin. Saya yakin PKI berada di belakang gerakan Letkol Untung,” kata Soeharto dalam buku yang ditulis Retnowati Abdulgani Knapp.

Mengutip dari laman Kemdikbud, operasi penumpasan G30S/PKI berlangsung sejak tanggal 1 Oktober 1965. Penumpasan G30S/PKI yang dipimpin oleh Mayjen Soeharto tersebut berlanjut dengan penumpasan pihak-pihak yang dianggap terlibat dan bertanggung jawab atas pemberontakan G30S/PKI, termasuk Letkol Untung Syamsuri.

Akhirnya, pada 11 Oktober 1965, Letkol Untung Syamsuri pemimpin pasukan Gerakan 30 September 1965 (G30S) sekaligus pemimpin Dewan Revolusi Indonesia, berhasil ditangkap di Tegal. Letkol Untuk ditangkap ketika dirinya hendak melarikan diri ke Jawa Tengah.

Demikian informasi tentang siapa Untung dalam G30S PKI yang disebut sebagai sosok pemimpin pasukan G30S yang berperan besar dalam meletusnya tragedi pemberontakan G30S/PKI. (Ach/Dtk)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini