spot_img
Senin, April 29, 2024
spot_img

BSI (BRIS) Sang Penguasa Pangsa Pasar, Potensi Cuan Sahamnya Besar

KNews.id – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) atau BSI menjadi tulang punggung ekonomi syariah dengan memegang pangsa pasar aset syariah 56,59%. Terdepan dalam bisnis ini, BSI diproyeksikan menjadi pemain utama terkait ekspor barang halal pada 2024.

Trimegah Sekuritas mengungkapkan, BSI menjadi tolok ukur dalam ekonomi syariah mengingat kepemilikan pemerintah melalui Bank Mandiri (BMRI), BNI (BBNI) dan BRI (BBRI). Dengan dukungan regulasi pemerintah, pembiayaan bank syariah diperkirakan tumbuh pada kisaran 14-16% atau 4% lebih tinggi dibandingkan prospek pertumbuhan kredit Indonesia sebesar 12% pada 2023.

- Advertisement -

“Fundamental bank yang kuat akan memberikan landasan untuk pertumbuhan ke depan, karena pendanaan murah dapat diraih perseroan dengan cost of fund (CoF) turun sebesar 178 bps setelah merger. Hal ini didukung oleh CASA yang tinggi di kisaran 61,6% dibandingkan rata-rata syariah lainnya sebesar 40,2%,” tulis analis Trimegah Sekuritas Amyra Ibrahim dan Adi Prabowo dalam risetnya.

Akad syariah yang diterapkan untuk dana simpanan juga mendukung CoF yang baik dibanding bank umum lainnya, yang memungkinkan BSI memperoleh CoF sebanding dengan bank KBMI 4 sekitar 2,51–3,23%. Ke depan, prinsip non-riba harus terus membantu mempertahankan CoF BSI yang rendah.

- Advertisement -

Selain itu, kualitas aset terkelola dengan pembiayaan bermasalah (NPF) kotor BSI menurun 40 bps menjadi 1,55% dibanding periode 2020, bersama dengan penghapusan pinjaman lama sebesar 38,2% dari total dan menghasilkan aset yang baik.

“BSI menargetkan pembersihan pinjaman warisan dilakukan pada 2027 melalui penghapusan bertahap,” sebut Amyra dan Adi.

- Advertisement -

Emiten berkode saham BRIS tersebut juga menargetkan pertumbuhan pembiayaan konsumen yang cepat dengan menembus kelompok payroll BSI yakni sekitar 20,57% dari total pembiayaan. Saat ini, segmen konsumen menguasai 51,49% dari total pembiayaan, dengan NPF yang lebih rendah dibandingkan secara keseluruhan sebesar 1,42% dibanding segmen lainnya 2,4%.

“Pembiayaan melalui payroll (gaji) BSI memiliki NPF terendah di 0,54% pada 2022,” sebut kedua analis.

Meskipun memiliki kemampuan untuk mengamankan biaya pendanaan yang kompetitif dan kualitas aset yang tinggi, BRIS mempertahankan margin keuntungan yang cukup besar. Jumlah ini mencapai NIM sebesar 6,04% pada kuartal I-2023, lebih besar dari bank syariah lainnya dengan rata-rata sebesar 2,72%.

Trennya hampir sama dibandingkan bank konvensional, kecuali PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI). BRIS terus menargetkan efisiensi biaya yang lebih baik pada 2023 melalui tinjauan kinerja outlet yang cepat karena cost to income ratio (CIR) akan turun secara bertahap menjadi 50,4% pada 2023 dibanding 2022 sekitar 51,3%.

“Dengan prospek pendapatan Mudharib yang konservatif dan tetap menghargai biaya dari lingkungan suku bunga tinggi saat ini, kami memperkirakan pendapatan BSI akan meningkat sebesar 27,1% dan 18,6% (yoy), yang berpuncak pada ROAE masing-masing sebesar 16,3% dan 17,2% untuk 2023-2024,” sambung analis.

Adapun masalah serangan siber tempo hari ditangani dengan baik, di mana sekarang kasus tersebut sedang dievaluasi validitas kebocoran datanya, sementara indikasi awal mengatakan bahwa yang diambil adalah data non-inti. BSI bekerja sama erat dengan regulator untuk menilai serangan dan meningkatkan kemampuan IT.

“Singkatnya, kami masih percaya BSI menawarkan proposisi investasi yang menarik mengingat ukurannya yang besar, posisi strategis dalam arahan pemerintah, dan fundamental yang kokoh, yang menciptakan prospek lebih tinggi dibanding rata-rata industri perbankan,” jelas Amyra dan Adi.

Sebab itu, Trimegah Sekuritas menginisiasi saham BRIS dengan rekomendasi beli. Target harganya Rp 2.100. Risiko atas proyeksi ini adalah melemahnya prospek pertumbuhan yang disebabkan oleh faktor ekonomi makro, kemajuan rekonsiliasi IT yang stagnan, dan pelemahan tren syariah.

Hingga berita ini ditayangkan, saham BRIS bertengger di level Rp 1.665. Dengan demikian, potensi cuan dari saham BRIS masih tergolong besar mencapai 26%. (RZ/IVS)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini