KNews.id – Film dokumenter Dirty Vote yang disutradarai oleh Dandhy Laksono menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat.
Film yang mengungkapkan indikasi kecurangan dalam Pemilu 2024 ini dibawakan oleh tiga pakar hukum diantaranya Bivitri Susanti, Zaenal Arifin Mochtar, dan Feri Amsari.
Berikut profil singkat ketiganya:
Bivitri Susanti
Bivitri Susanti, S.H., LL.M., lahir pada 5 Oktober 1974, adalah seorang akademisi dan pakar hukum tata negara. Ia merupakan pendiri Pusat Studi Hukum dan Kebijakan (PSHK) dan pengajar di Sekolah Tinggi Hukum (STH) Indonesia Jentera.
Bivitri memiliki pengalaman sebagai research fellow di Harvard Kennedy School of Government, visiting fellow di Australian National University School of Regulation and Global Governance, dan visiting professor di University of Tokyo.
Ia aktif dalam kegiatan pembaruan hukum dan pernah menjadi penerima Anugerah Konstitusi M. Yamin dari Pusat Studi Konstitusi Universitas Andalas.
Zaenal Arifin Mochtar
Dr. Zainal Arifin Mochtar, S.H., LL.M., lahir pada 8 Desember 1978, adalah seorang dosen, akademisi, dan pakar Hukum Tata Negara Indonesia.
Ia merupakan Wakil Ketua Komite Pengawas Perpajakan di Kementerian Keuangan Republik Indonesia dan Ketua Departemen Hukum Tata Negara di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada.
Zaenal Arifin aktif dalam advokasi anti-korupsi dan sering memberikan komentar di media massa terkait isu hukum dan politik.
Feri Amsari
Feri Amsari, S.H., M.H., LL.M., lahir pada 2 Oktober 1980, adalah seorang pakar hukum tata negara, aktivis hukum, dosen, dan akademisi Indonesia. Ia merupakan pengajar di Fakultas Hukum Universitas Andalas dan Direktur Pusat Studi Konstitusi (PUSaKO) Fakultas Hukum Universitas Andalas.
Feri aktif menulis tentang hukum, politik, dan kenegaraan di berbagai media cetak, serta terlibat dalam kegiatan pembaruan hukum dan advokasi anti-korupsi.
Ketiganya memiliki kontribusi besar dalam pembaruan hukum dan memberikan wawasan yang berharga dalam film “Dirty Vote” mengenai indikasi kecurangan dalam Pemilu 2024. Partisipasi mereka sebagai narasumber memberikan sudut pandang yang beragam dan mendalam terhadap masalah-masalah hukum dan politik yang relevan dengan situasi saat ini.
Paparan dalam film tersebut memberikan pemahaman yang lebih baik kepada masyarakat tentang pentingnya integritas dalam proses demokrasi. (Zs/Klt.com)