spot_img
Minggu, Mei 5, 2024
spot_img

UUS BTN Mau Gabung Merger ke BSI? Ini Kata Wamen BUMN

KNews.id- Proses merger tiga bank syariah BUMN telah berlangsung dengan nama Bank Syariah Indonesia dan akan beroperasi Februari 2021. Ketiga bank tersebut yaitu PT Bank Syariah Mandiri, PT BRI Syariah Tbk., dan PT Bank BNI Syariah. Lalu, bagaimana dengan BTN Syariah, apakah akan menyusul?

Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo mengatakan penggabungan saat ini memang baru melibatkan tiga bank syariah. Ke depan, bank hasil mega merger akan mengambil bank syariah milik BTN yang saat ini masih dalam bentuk unit usaha syariah.

- Advertisement -

“Kami optimistis mendukung konsolidasi, BTN juga akan kami alihkan, sehingga 1 atau 2 tahun ke depan bisa menjadi BUKU 4,” katanya dalam webinar Kafegama.

Meski demikian, Kartika tak menjelaskan adanya rencana penambahan modal langsung ke bank hasil merger ini. Adapun, modal hasil merger diperkirakan memiliki modal inti sekitar Rp20 triliun. Kontribusi laba dari 3 bank merger diperkirakan baru mencapai Rp2 triliun pada tahun ini. Dengan masuknnya BTN tentu akan ada modal inti tambahan tetapi tetap tidak akan mampu langsung mendongkrak bank hasil mega merger tembus BUKU IV.

- Advertisement -

Sebelumnya, Direktur Utama BTN Pahala N. Mansury menyatakan saat ini BTN Syariah tidak ikut dalam mega merger syariah BUMN hanya karena masih berbentuk unit usaha syariah. Perseroan pun masih menunggu arahan lanjutan dari pemegang saham, terutama pemerintah untuk aksi korporasi lanjutan yakni bergabung dengan bank hasil penggabungan BUS milik BUMN.

“Kami memang belum ikut proses merger. Namun, arahan itu ada. Kami hanya mengikuti arahan dari pemegang saham,” katanya dalam Paparan Kinerja Bank BTN Kuartal III/2020 di Jakarta. Dia menambahkan selama arahan merger belum rampung, BTN akan mengikuti aturan OJK untuk spin off paling lambat 2023, yang aturan ini belum direvisi kendati banyak permintaan relaksasi.

- Advertisement -

Per kuartal III/2020, aset UUS Bank BTN tercatat tumbuh 11,02 persen secara year on year (yoy) dari Rp29,46 triliun pada kuartal III/2019 menjadi Rp32,71 triliun. (Ade)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini