spot_img
Jumat, April 26, 2024
spot_img

Setelah Anies Baswedan, Lieus Sungkharisma Berharap Jokowi Membangun Komunikasi dengan Tokoh Lain!

KNews.id- Pertemuan Presiden Joko Widodo dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di sirkuit Formula E, Ancol sebenarnya adalah hal yang biasa saja. Tapi karena yang ditemui presiden merupakan gubernur potensial untuk Pilpres 2024, maka pertemuan itu menjadi ramai diperbincangkan publik.

Begitu kata Koordinator Komunitas Tionghoa Anti Korupsi (KomTak), Lieus Sungkharisma saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (26/4).

- Advertisement -

Menurut Lieus, bahkan momen presiden Jokowi disopiri Anies saat meninjau Sirkuit Formula E di Ancol itu telah ditafsirkan berbagai pihak tentang hubungan keduanya.

“Peristiwa itu lebih dari sekadar gubernur menyupiri presiden, tapi memang mengandung makna lebih dalam bila dikaitkan dengan kondisi hari ini negara kita,” ujarnya.

- Advertisement -

Namun demikian, kata Lieus, hendaknya pertemuan dan komunikasi semacam itu tidak hanya dilakukan Presiden Jokowi dengan Gubernur DKI Jakarta. Tapi juga harus menyasar tokoh-tokoh lain.

“Baik itu para gubernur, Ketua partai maupun dengan Ketua DPD RI,” sambung Lieus.

- Advertisement -

Lieus menilai pertemuan di Ancol bukan pertemuan pertama kali yang terjadi antara Presiden Jokowi dan Anies Baswedan. Tahun 2021, keduanya sudah bertemu di Istana Negara terkait penanganan Covid-19 di Jakarta.

“Namun pertemuan kedua ini membawa pesan sangat jelas bagaimana hubungan antara pemimpin harus dibangun dan silaturahmi harus dijaga,” ujar Lieus.

“Saya menangkap ada sinyal kuat yang bisa kita menyangkut Pilpres 2024 karena Pak Jokowi sudah tidak mungkin mencalonkan diri lagi sebagai presiden,” ujar Lieus.

Lebih lanjut Lieus berharap, pertemuan seperti ini hendaknya terus dilakukan oleh para pemimpin bangsa, terutama antara presiden dengan para kepala daerah dan dengan para senator di DPD RI. Jangan sampai terkesan presiden dan kepala daerahnya berjalan sendiri-sendiri dengan agendanya masing-masing.

“Pak Jokowi jangan cuma mengandalkan laporan para menterinya yang bisa saja ABS (Asal Bapak Senang),” kata Lieus lagi.

Lieus menyebut, jika presiden Jokowi melakukan sendiri kerja-kerja membangun silaturahmi itu, baik dengan kepala daerah maupun dengan para pengeritiknya, maka dia tidak perlu membayar jasa para buzzeRp yang justru selalu berpikir negatif terhadap para pengkritik presiden.

“Inilah inti leadership itu sesungguhnya. Apapun ceritanya, para buzzerRp yang sengaja dipelihara itu sesungguhnya hanya merusak tatanan demokrasi dan membuat rusaknya persatuan antar anak bangsa ini,” tegas Lieus. (AHM/rmol)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini