spot_img
Sabtu, Mei 4, 2024
spot_img

Rusia Menuduh AS Memancing Keributan di Ukraina!

KNews.id- Pemerintah Rusia menuduh Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Barat lainnya telah memancing Moskow untuk melakukan operasi militer ke Ukraina. Mereka menyebut negara-negara itu sangatlah provokatif terhadap Kyiv.

Dalam sebuah sesi pers, Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu mengatakan Barat telah memprovokasi Ukraina dengan memberikan bantuan persenjataan. Menurutnya, ini justru akan menunda proses perdamaian.

- Advertisement -

“Peningkatan volume pasokan senjata asing ke Ukraina dengan jelas menunjukkan niat mereka untuk memprovokasi rezim Kyiv untuk berjuang sampai ke posisi terakhir Ukraina,” ujarnya dikutip BBC, Selasa (19/4/2022).

Ia menambahkan saat ini pasukan Rusia sedang berusaha untuk melakukan pembebasan Republik Rakyat Donetsk dan Luhansk. Kedua wilayah itu sendiri merupakan pemicu konflik kedua negara.

- Advertisement -

Perpindahan fokus ini telah diketahui oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Ia mengatakan pihaknya akan fokus pada serangan itu. Ia pun menggarisbawahi bahwa Ukraina tak akan gentar dan pasti akan berjuang melawan serangan Rusia.

“Tidak peduli berapa banyak prajurit Rusia yang mereka bawa ke daerah itu, kami akan terus berjuang dan bertahan,” katanya

- Advertisement -

“Kami akan melakukan ini setiap hari. Kami tidak akan menyerahkan apa pun yang milik Ukraina, tetapi kami tidak membutuhkan apa pun yang bukan milik kami,” tegasnya.

Rusia mengirim puluhan ribu tentara ke Ukraina pada 24 Februari dan menyebutnya operasi khusus untuk membasmi orang-orang yang disebutnya nasionalis berbahaya layaknya Nazi.

Kelompok Nazi ini disebut-sebut menjadi kelompok yang melakukan persekusi terhadap etnis Rusia di Donetsk dan Luhask sehingga mereka meminta lepas dari Ukraina.

Sementara itu, sejak diserang Rusia, UNHCR mencatat 4,9 juta warga Ukraina telah meninggalkan negara itu. Mengutip data Dewan HAM PBB, per 15 April, setidaknya ada 1.982 warga sipil tewas dalam perang Rusia dan Ukraina dengan 2.651 orang terluka. (AHM/cnbc)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini