PT Pertamina (Persero) pun mengaku masih memantau fluktuasi harga minyak dan kurs untuk menentukan harga jual BBM ke depannya, khususnya non subsidi. Bila harga jual BBM subsidi, seperti Pertalite dan Solar subsidi, maka ini bergantung pada keputusan pemerintah.
“Kita masih monitor pergerakan harga minyak mentah dan kurs,” kata Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga Irto Ginting kepada CNBC Indonesia, dikutip Kamis (12/10/2022).
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif angkat bicara mengenai perkiraan harga jual BBM, khususnya BBM subsidi, ke depannya. Kendati harga minyak mentah dunia sudah di bawah US$ 100 per barel, Menteri Arifin belum bisa memastikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bisa mengalami penurunan.
“Kita lihat dulu deh, kita belom bisa meramalkan kapan ini (harga BBM bisa turun). Kalau minyak itu balik ke misalnya US$ 50 – US$ 60 per barel kita pasti akan menyesuaikan,” ungkap dia di Kantor Kementerian ESDM, Jumat (14/10/2022).