spot_img
Jumat, Mei 10, 2024
spot_img

Reaksi Anies hingga Gibran Soal Gagasan Koalisi Besar yang Dipimpin Jokowi

 

KNews.id – Gagasan soal koalisi besar partai politik pendukung pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka yang dipimpin oleh Joko Widodo atau Jokowi mengemuka dalam beberapa pekan terakhir. Gagasan itu digulirkan oleh sejumlah elite Partai Solidaritas Indonesia atau PSI. 

- Advertisement -

Prabowo-Gibran didukung oleh Partai Gerindra, Partai Golkar, Partai Amanat Nasional, Partai Demokrat, PSI, Partai Bulan Bintang, dan Partai Gelora. Mayoritas partai pendukung pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 2 itu berada di Pemerintahan Jokowi.

Menurut Ketua Umum kelompok relawan Pro-Jokowi (Projo) Budi Arie Setiadi, skenario Presiden Jokowi memimpin koalisi besar memungkinkan jika masuk Partai Golkar. Dia menilai pertimbangan politik itu masih terbuka bahkan setelah Prabowo Subianto dilantik jadi Presiden pada Oktober 2024.

- Advertisement -

Berikut ini reaksi sejumlah tokoh terhadap gagasan koalisi besar partai politik yang akan dipimpin Jokowi tersebut: 

1. Anies Baswedan: Saya Terus Berada di Barisan Perubahan

Calon presiden nomor urut 2 Anies Baswedan mengatakan tidak mau berspekulasi terlalu jauh mengenai gagasan koalisi besar. Dia mengatakan, setiap keputusan berada di partai politik. “Saya terus berada di barisan perubahan,” ucap saat menyapa masyarakat usai salat Jumat di Masjid Raya Bintaro, Tangerang Selatan, Banten, 8 Maret 2024.

- Advertisement -

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini memberikan sejumlah poin menyikapi dinamika terkini, baik proses pemilu hingga masa depan politiknya. Anies juga meyakini semua partai koalisi pendukungnya masih berada dalam jalur perubahan. Koalisi Perubahan mencakup Partai NasDem, Partai Kebangkitan Bangsa, dan Partai Keadilan Sejahtera.

Dalam kesempatan terpisah, Anies mengatakan dia memegang prinsip pemenang Pemilu akan berada di pemerintahan, sementara yang kalah akan berada di luar pemerintahan atau menjadi oposisi.

“Saya pegang prinsip itu saja. Bila menang berada di dalam pemerintahan, bila tidak menang maka berada di luar pemerintahan. Dan dua-duanya sama-sama penting,” ujar Anies dalam keterangannya, Rabu, 13 Maret 2024.

Anies menegaskan kembali pesan yang pernah disampaikannya pada debat capres. Menurut dia, posisi oposisi juga memegang peran penting dalam pemerintahan. “Saya pernah katakan bukan di debat? Di debat pertama saya bilang bahwa jangan sampai kita tidak tahan berada di posisi oposisi,” tuturnya.

2. Gibran Rakabuming Raka: Belum Ada Pembicaraan seperti Itu

Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka yang juga putra sulung Presiden Jokowi memberikan respons saat dimintai tanggapan berkaitan dengan kabar yang menyebutkan Jokowi memungkinkan memimpin koalisi besar jika masuk Partai Golkar.

Calon wakil presiden nomor urut 2 itu mengatakan saat ini belum ada pembicaraan mengenai hal tersebut. “Enggak ada, belum ada pembicaraan seperti itu,” ujar Gibran saat ditemui di Balai Kota Solo, Jawa Tengah, Kamis, 14 Maret 2024.

Ketika ditanya lebih lanjut soal pendapatnya terhadap usulan Jokowi memimpin koalisi besar, Gibran menyatakan belum bisa menjawabnya. “Ya saya belum bisa menanggapi ya,” kata dia.

Suami Selvi Ananda itu mempersilakan agar pertanyaan seputar itu diajukan kepada yang mengusulkan.  “Ya silakan bertanya kepada orang yang mengusulkan ya,” tutur Gibran.

3. Budi Arie Setiadi: Usul Presiden Jokowi Jadi Pemimpin Besar Koalisi Adalah Aspirasi

Ketua Umum kelompok relawan Pro-Jokowi (Projo) Budi Arie Setiadi mengatakan skenario Presiden Jokowi memimpin koalisi besar memungkinkan jika masuk Partai Golkar. Dia menilai pertimbangan politik itu masih terbuka bahkan setelah Prabowo Subianto dilantik jadi Presiden pada Oktober 2024.

“Dulu aja ditanyain Gibran jadi cawapres mungkin apa nggak? Ya mungkin,” kata Budi Arie, yang juga Menteri Komunikasi dan Informatika, di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu, 13 Maret 2024.

Budi Arie menganggap pendapat Jokowi perlu memimpin koalisi besar sebagai dinamika yang berkembang. Dia mengingatkan sampai saat ini Jokowi juga masih menjabat sampai tujuh bulan ke depan.

“Itu kan pertimbangan-pertimbangan politik tujuh bulan ke depan. Ini masih lama lho. Masih tujuh bulan ke depan, masih banyak yang kita kerjakan,” kata Budi Arie.

Dia menilai usul dari salah satu partai agar Presiden Jokowi menjadi pemimpin besar koalisi partai adalah sebuah aspirasi. “Yang namanya aspirasi, yang namanya pendapat, untuk hal-hal tertentu seperti tadi Presiden…ya enggak apa-apa dinamika aja,” ucap Budi.

(Zs/Tmp)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini