spot_img
Senin, Mei 20, 2024
spot_img

Ragam Reaksi terhadap Deklarasi Ganjar Jadi Oposisi di Pemerintahan Prabowo-Gibran

 

KNews.id – Jakarta – Mantan calon presiden Ganjar Pranowo mendeklarasikan diri sebagai oposisi di pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka untuk menegakkan mekanisme pemeriksaan dan keseimbangan terhadap kebijakan pemerintah. Ganjar mengungkapkan hal itu dalam acara halalbihalal Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud di Rumah Pemenangan, Menteng, Jakarta Pusat.

- Advertisement -

Ganjar mengatakan sangat menghormati pemerintahan mendatang dan akan melakukan kontrol dengan cara yang benar. Dia menyebutkan langkah yang dia tempuh ini untuk menunjukkan moralitas politik karena cara berpolitik bangsa Indonesia harus naik kelas dan terhormat.

Keputusan Ganjar berada di luar pemerintahan mendapat respons dari berbagai kalangan. 

1. Anies Baswedan: Saya Tetap Berada di Jalan Perubahan

- Advertisement -

Mantan calon presiden Anies Baswedan menanggapi deklarasi Ganjar Pranowo yang menyatakan akan beroposisi terhadap pemerintahan Prabowo-Gibran.

Anies mengatakan belum mengambil sikap apakah akan bergabung atau tidak dengan pemerintahan Prabowo. Sebab, kata dia, dirinya bukan berasal dari partai politik yang memiliki pakem partai.

- Advertisement -

“Kalau Pak Ganjar kan ada di parpol, saya warga negara dan saya selalu mengatakan tetap jalan perubahan,” kata Anies saat ditemui di kediamannya dalam acara ulang tahunnya yang ke-55 di Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Selasa, 7 Mei 2024.

2. Gibran: Ya Udah, Nggak Apa-apa

Wakil presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka tampak terkejut saat ditanya soal sikap Ganjar yang menyatakan diri menjadi oposisi untuk pemerintahan Prabowo.

“Oh ya? Ya udahnggak apa-apa,” ucap Gibran saat ditemui awak media di Balai Kota Solo, Jawa Tengah, Selasa, 7 Mei 2024. 

Meski demikian, putra sulung Presiden Joko Widodo atau Jokowi itu berpendapat Ganjar tetap diharapkan mengawal pemerintahan. Menurut dia, Ganjar dapat memberikan masukan kepada pemerintah.

“Tetap mohon dikawal dari luar ya. Siapa pun itu, masukan-masukan dari dalam, dari luar, dari oposisi, tetap kita tampung ya. Tidak masalah,” kata Gibran.

3. Wakil Ketua Umum Gerindra Habiburokhman: Kami Tak Bisa Menghalangi

Wakil Ketua Umum Gerindra Habiburokhman menghormati keputusan Ganjar yang akan menjadi oposisi di pemerintahan Prabowo-Gibran.

“Kami menghormati sikap Pak Ganjar,” ujar Habiburokhman dalam keterangan video kepada wartawan di Jakarta.

Dia mengaku tak ada masalah dengan pilihan politik Ganjar itu. Menurut dia, hal itu merupakan hak Ganjar sebagai warga negara karena Indonesia menjamin demokrasi, kebebasan berpolitik, dan perbedaan politik.

“Kalau memang sudah menjadi pilihan Pak Ganjar, kami tidak akan mungkin bisa menghalangi,” kata dia.

Pria yang akrab disapa Habib ini menilai berada di dalam ataupun di luar pemerintahan adalah sikap mulia. Dia yakin keputusan Ganjar itu baik bagi bangsa dan negara.

“Kami yakin apa pun pilihan Pak Ganjar, ya, niatannya adalah melakukan yang terbaik untuk bangsa dan negara,” ujarnya.

Selain itu, kata dia, Gerindra pun tetap menjalin komunikasi yang baik dengan Ganjar dan para petinggi partai lainnya.

4. Pakar Politik Arifki Chaniago: Sikap Oposisi Ganjar Bisa Mewakili PDIP

Pakar politik sekaligus Direktur Eksekutif Aljabar Strategic Indonesia, Arifki Chaniago, mengatakan deklarasi Ganjar yang akan menjadi oposisi pemerintahan Prabowo-Gibran bisa saja mewakili sikap Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP. 

“Jika kita telisik peta Koalisi Indonesia Maju, sepertinya sudah ada  ruang bergabungnya PKB dan Nasdem,” kata Arifki lewat keterangan tertulisnya.

Arifki menyebutkan ruang tersebut menjadikan PDIP lebih realistis berada di barisan oposisi. Namun situasi tersebut mungkin saja berbeda jika Puan Maharani membaca peluang berbeda tentang langkah strategis PDIP ke depan.

“Ganjar mungkin saja diuntungkan jika PDIP oposisi karena daya tawar politiknya tetap tinggi. Tetapi, bagi Puan Maharani, ini bisa saja menjadi peluang baru melihat situasi politik, apalagi adanya wacana presidential club yang digagas oleh Prabowo,” kata Arifki.

Menurut dia, wacana presidential club bisa tidak terealisasi jika PDIP berada di barisan oposisi. Dia menuturkan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri akan mengambil sikap politik keras dan tegas. “Presidential club tanpa Megawati mungkin-mungkin saja terjadi,” ujar dia. 

(Zs/Tmp)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini