spot_img
Senin, Juli 1, 2024
spot_img

Kekhawatiran Pecahnya Perang Baru di Timur Tengah, Akibat Eskalasi Israel dan Hizbullah

KNews.id – Kekhawatiran akan pecahnya perang baru di Arab, Timur Tengah kini terjadi. Hal ini akibat eskalasi dari ketegangan Israel dan Hizbullah, dari Lebanon.

Sejak perang Gaza, yang memakan korban sipil hingga 37.000 lebih orang, Hizbullah terus menyerang Israel sebagai protes akan serangan terhadap kantong Palestina itu. Namun bombardir Israel yang tak berhenti membuat kelompok militer itu semakin ganas menembakkan rudal ke perbatasan utara Tel Aviv.

- Advertisement -

Dalam update terbarunya, Kamis waktu setempat semakin banyak negara yang melakukan evakuasi warganya di Lebanon. Terbaru ini dilakukan pemerintah Jerman dan Belanda.

“Warga negara Jerman diminta segera meninggalkan Lebanon. Lalu lintas udara mungkin terhenti dalam situasi perang, dan jika demikian, penerbangan mungkin tidak dapat dilanjutkan,” tulis peringatan kedutaan besar negara tersebut di Lebanon di situs webnya seperti dikutip Jerusalem Post, Jumat (28/6/2024).

- Advertisement -

“Kementerian Luar Negeri mengulangi seruan mendesak untuk tidak melakukan perjalanan ke Lebanon. Apa kamu masih di sana? Tinggalkan negara itu selagi (masih) ada penerbangan komersial,” tulis Kementerian Luar Negeri Belanda dalam akun X-nya

Ini merupakan peringatan terbaru setelah sebelumnya evakuasi dilakukan Kanada dan Kuwait. Kanada dilaporkan tengah bersiap untuk mengevakuasi 45.000 warganya dari Lebanon sedangkan Kuwait Airways juga telah mengirimkan armadanya ke Lebanon sejak Sabtu lalu untuk melakukan evakuasi.

- Advertisement -

“Ottawa telah mengirim pasukan militer ke wilayah tersebut sebagai persiapan untuk evakuasi terbesar yang pernah kami lakukan,” tulis media itu dikutip Times of Israel.

“Ini adalah pesawat pertama yang mengevakuasi warga negara dari Lebanon, karena kekhawatiran akan eskalasi miliaran antara Hizbullah dan Israel meningkat,” tulis KUNA dikutip Al Arabiya.

6 Pihak Terlibat

Sementara itu dalam pernyataan terbaru dimuat media Timur Tengah, Al-Arabiya, setidaknya akan ada enam pihak yang terlibat jika perang terjadi. Keenam pihak itu antara lain adalah Hizbullah dan Israel sendiri, lalu Iran dan proksi-proksinya yang tersebar di kawasan, merujuk milisi di Irak, Yaman dan Bahrain.

Hal ini terucap saat milisi Irak, yang bersekutu dengan Hizbullah dan Iran memberi pernyataan kesiapan perang dikutip Kamis. Beberapa pihak yang akan bergabung disebut dengan jelas.

“Jika Amerika terus mendukung Israel dan jika Israel memperluas operasinya dan menyerang Lebanon dan Hizbullah, maka Amerika akan mengerahkan seluruh pasukannya ke Lebanon dan Hizbullah,” kata Sekretaris Jenderal milisi Asa’ib Ahl al-Haq, Qais Khazali, dalam pidatonya, dikutip Kamis.

“Kepentingannya di kawasan ini, khususnya di Irak, terancam,” tegasnya.

Ia kemudian mengatakan operasi bukanlah tidak mungkin, tak hanya di Lebanon tapi juga Yaman dan Irak, merujuk semua kelompok yang didukung Iran. Ia mengatakan semuanya bertujuan menekan Israel.

Hal sama juga dikatakan milisi Irak lain, Brigade Sayyid al-Shuhada, yang dipimpin oleh Abu Ala’ al-Walai. Ia menegaskan bahwa Irak akan bergabung dalam perang apa pun yang terjadi antara Hizbullah dan Israel.

“Perang yang sedang berlangsung di Gaza dan Lebanon antara Hizbullah dan Israel adalah perang satu poros, dan Irak adalah bagian dari poros ini,” tegas juru bicara Kazem al-Fartousi.

“Kami, faksi Irak, adalah bagian darinya,” ujarnya lagi.

“Faksi-faksi Irak menargetkan Israel hampir setiap hari dengan berbagai cara. Kami mendukung Palestina dalam perangnya dan mendukung Hizbullah dalam perangnya,” tambahnya.

Aed al-Hilali, anggota aliansi Pasukan Kerangka Koordinasi yang terkait dengan milisi yang didukung Iran, juga menyatakan demikian. Bahwa, dalam beberapa hari mendatang mungkin akan terjadi perkembangan dalam pijakan perang faksi-faksi ini.

“Faksi-faksi Irak dibentuk untuk melawan pendudukan Amerika dan agresi Israel. Oleh karena itu, reaksi dari beberapa dari mereka dalam beberapa hari terakhir akibat ancaman terhadap Hizbullah Lebanon adalah wajar,” katanya kepada laman Al-Araby Al-Jadeed.

“Faksi-faksi Irak mampu menghadapi Amerika dengan menargetkan kepentingan dan kehadiran Amerika. Koordinasi berlanjut dengan kelompok perlawanan di Yaman, Lebanon, dan Bahrain, sehingga memungkinkan adanya kemungkinan untuk menyerang instalasi Israel di wilayah pendudukan,” tambahnya lagi.

Sebelumnya, Iran diyakini akan bergabung dengan Hizbullah jika Israel berperang dengan kelompok itu. Ini dikatakan Kepala Staf Gabungan A, Jenderal Angkatan Udara AS Charles Q. Brown.

Brown mengutarakannya dalam perjalanan ke Bostwana dalam pertemuan para menteri Afrika, sebagaimana dimuat The Guardian awal pekan kemarin. Ditegaskannya bantuan Iran akan muncul terutama saat mereka menilai Hizbullah secara signifikan dirugikan dan terancam.

Israel Bom Lebanon

Di sisi lain, dalam update kemarin, sebanyak lima orang luka-luka setelah serangan Israel pada Rabu waktu setempat menghantam sebuah gedung dua lantai di kota Nabatiyeh di Lebanon selatan. Kantor berita nasional Lebanon yang dikutip AFP melaporkan Israel melakukan sekitar 10 serangan di wilayah perbatasan.

Serangan Israel menghancurkan gedung di Nabatiyeh sekitar pukul 10:00 malam waktu lokal. Itu menyebabkan lima orang yang berada di sekitar bangunan itu terluka dan dibawa ke rumah sakit.

Serangan ini diyakini balasan pada enam serangan Hizbullah ke militer Israel di wilayah perbatasan. Sementara tidak ada komentar langsung dari militer Israel mengenai serangan tersebut.

Hizbullah Tembak Roket ke Pangkalan Militer Israel

Untuk membalas serangan Israel tersebut, Hizbullah dilaporkan menembakkan “lusinan” roket pada hari Kamis ke sebuah pangkalan militer di Israel utara sebagai pembalasan atas serangan Israel di Lebanon. Kelompok itu pun mengumumkan empat pejuangnya telah tewas dalam misi itu.

“Sebagai respons terhadap serangan musuh yang menargetkan kota Nabatiyeh dan desa Sohmor, para pejuangn mengebom pangkalan pertahanan udara dan rudal utama komando wilayah utara (Israel)… dengan puluhan Katyusha roket,” katanya.

Kekerasan tersebut telah menewaskan 485 orang di Lebanon, sebagian besar dari mereka adalah pejuang tetapi juga termasuk 94 warga sipil, menurut penghitungan AFP. Di pihak Israel, menurut pihak berwenang, setidaknya 15 tentara dan 11 warga sipil tewas.

(Zs/cnbc)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini