spot_img
Kamis, Mei 9, 2024
spot_img

Indonesia Swasembada Tiga Tahun, Kenapa Menolak Ekspor Beras ke RRC dan Arab?

KNews.id- Indonesia berhasil swasembada beras dalam tiga tahun terakhir. Atas pencapaian itu, pemerintah RI pun menerima penghargaan ketahanan pangan beras dari International Rice Research Institute (IRRI) di Istana Negara pada Minggu (14/8) lalu.

Penghargaan itu bertajuk “Acknowledgment for Achieving Agri-food System Resiliency and Rice Self Sufficiency during 2019-2021 through the Application of Rice Innovation Technology” atau “Penghargaan Sistem Pertanian-Pangan Tangguh dan Swasembada Beras Tahun 2019-2021 melalui Penggunaan Teknologi Inovasi Padi”.

- Advertisement -

Meski Indonesia swasembada beras dalam tiga tahun terakhir, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menolak pesanan beras dari Arab Saudi dan China masing-masing sebanyak 1.000 ton dan 2,5 juta ton. Lantas mengapa Indonesia menolak permintaan beras dari Arab Saudi dan China?.

Jokowi menjelaskan stok beras Indonesia memang sudah aman. Kendati demikian, ia ingin Indonesia tetap hati-hati karena saat ini beberapa negara menghadapi kesulitan pangan. Oleh karena itu, ia mengaku belum berani memenuhi permintaan dari Arab Saudi dan China.

- Advertisement -

“Kemarin dari China minta beras 2,5 juta ton, Arab Saudi minta 1.000 ton beras. Saat ini kita belum berani, kita setop dulu,” imbuh Jokowi saat memberi arahan kepada KADIN Provinsi se-Indonesia di Jakarta Timur, Selasa (23/8).

Namun, kata dia, jika produksi beras Indonesia sudah meningkat signifikan, maka tidak menutup kemungkinan RI bakal ekspor Arab Saudi dan China. Karenanya, Jokowi meminta anggota Kadin melihat peluang tersebut.

- Advertisement -

“Tapi begitu produksi melompat karena bapak ibu ke situ (produksi beras), bisa saja kita terjun ke situ dengan harga yang sangat visible sangat baik,” kata Jokowi.

Sebelumnya, Kementerian Pertanian (Kementan) mengatakan China mengajukan impor beras dari Indonesia sebanyak 2,5 juta ton dalam setahun. Namun, Dirjen Tanaman Pangan Kementan Suwandi mengaku mendapatkan arahan dari Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo bahwa Indonesia hanya mampu mengekspor beras sekitar 100 ribu ton dalam setahun.

“Kemudian arahan pimpinan (menteri pertanian) maksimal untuk mengamankan dalam negeri, nanti ekspor maksimal seratus-an ribu ton saja,” jelas Suwandi.

Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor beras Indonesia mencapai 465.439 kg dengan nilai US$571.277 per Juni 2022. Mengutip Data Ekonomi Sosial BPS, Rabu (24/8), jumlah tersebut terdiri dari ekspor sebanyak 30.033 kg pada Januari, 390.021 kilogram pada Februari, dan 16.230 kilogram pada Maret. Kemudian, 8.643 kg pada April, 19.003 kg pada Mei, dan 1.510 per kg pada Juni. (Ade/cnn)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini