spot_img
Selasa, April 30, 2024
spot_img

Di Pangkalan Agen Pertamina Selayar, Sudah Sepekan Solar Subsidi dan Pertalite Kosong!

KNews.id- Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan – Sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum yang dikelola oleh Agen Penjualan Minyak dan Solar (APMS) resmi Pertamina di Kabupaten Kepulauan Selayar dalam sepekan terakhir hingga hari ini Sabtu (9/4)  tidak menjual bahan bakar jenis solar dan pertalite dengan alasan stok habis.

‘’Solar dan pertalite habis sejak Senin lalu, yang ada tinggal Pertamax, kita tunggu kapal tangker datang bawa pasokan dari Makassar,  jawab seorang petugas APMS di Benteng pada Sabtu (9/4).

- Advertisement -

Ketersediaan bahan bakar jenis Pertalite hanya didapat di tingkat pengecer dengan harga 15 ribu per botol, dan  untuk Pertamax warga harus membeli dengan harga 24 ribu per botol.

Harga solar kebutuhan nelayan di Kepulauan Selayar juga dikeluhkan oleh sebagian nelayan. Harga per liter solar yang dibeli nelayan bervariasi, dari harga 8 (delapan) ribu hingga 11 (Sebelas) ribu perliter.

- Advertisement -

“Kita mau apalagi Pak, memang pengecer yang bawa solar ke pulau jualnya mahal, tidak ada pilihan lain,” jelas Ilham, warga kepulauan.

Sementara itu terkait tidak adanya stok solar di dua APMS dan habisnya stok pertalite yang ada di Selayar dalam sepekan terakhir disebut penyebabnya karena pasokan dari Pertamina Makassar melalui kapal tanker belum tiba.  Hal ini disampaikan oleh Kabag Ekonomi, Sitti Nadirah Basrum, Sabtu (9/4).

- Advertisement -

“Stok solar ada di APMS Patra Utama Pertiwi masih ada dan dua APMS lainnya yakni Putriana dan Tanri Jaya habis, kapal tanker yang mengangkut kuota bahan bakar dari Makassar untuk kebutuhan masyarakat Selayar akan tiba hari ini atau besok,“ jawab Kabag Ekonomi, Sitti Nadirah Basrum.

Pihaknya mengaku belum mengetahui kalau solar dan pertalite dengan jumlah besar yang diangkut ke Selayar ternyata tidak ada lagi di pangkalan resmi APMS.

“Saya dapat laporan dari hasil pantauan dan penyampaian teman-teman di Bagian Perekonomian terkait Pertalite dan Solar, per 1 April begitu diberlakukan kenaikan harga Pertamax dari  Rp9.200 ke Rp12.750 sebagian besar masyarakat berbondong bondong ke APMS untuk membeli Pertalite di harga Rp7.650, bahkan ada yang bolak balik membeli untuk disimpan dan kemudian dijual kembali, untuk solar saya dapat laporan aman,“ jelas Nadira.

Sebelumnya data yang diterima tvonenews.com, jumlah stok yang diangkut kapal tanker sebelumnya yakni pada tanggal 29 Maret 2022 jumlah kuota BBM yang masuk di Selayar untuk 3 APMS yaitu Pertalite kurang lebih 110 ton, Pertamax kurang lebih 125 dan Bio Solar bersubsidi kurang lebih 135 ton ditambah jatah khusus untuk Pertashop kurang lebih 20 ton.

Namun yang membuat heran, hanya berselang 3 hari per tanggal 1 April 2022, Pertalite dan Bio Solar  sudah tidak tersedia di dua APMS yang ada di Selayar. Solar yang ada adalah solar subsidi dan bukan solar industri.

“Saya tidak tahu kemana solar ratusan ton itu,” tutur Andi Hamzah, Koordinator Pemerhati Pembangunan Selayar.

Andi Hamzah juga mempertanyakan sistem pengawasan yang ada selama ini, menyangkut bahan bakar bersubsidi yang diduga dimanfaatkan untuk kepentingan industri dan proyek.

“Ini juga menyangkut pelanggaran hukum yang seharusnya mendapat perhatian,” tutup Andi Hamzah.

Pantauan tvonenews.com hingga Sabtu (9/4/2022) siang di dua APMS belum ada Pertalite yang dijual, sementara Solar Subsidi juga kosong. Pantauan lainnya, Pertalite di tingkat pengecer ada terjual dengan bervariasi antara 12 ribu hingga 15 ribu per liter, sementara harga Pertamax tertinggi 24 ribu per botol. Hasil konfirmasi lainnya BBM jenis solar masih kosong. (AHM/tvon)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini