spot_img
Senin, Mei 6, 2024
spot_img

Dampak Demo Buruh, Raksasa Otomotif PHK Lagi 500 Pekerja

KNews.id  – Demo buruh otomotif di Amerika Serikat (AS) belum juga kelar. Pemogokan yang dilakukan serikat pekerja otomotif United Auto Workers (UAW) kini masuk hari ke-18.

Akibatnya sejumlah perusahaan terkait, seperti General Motors dan Ford Motor mengumumkan kembali pemutusan hubungan kerja (PHK) ke ratusan karyawan. Total ada 500 pekerja yang akan diberhentikan, mencakup empat pabrik perusahaan di Midwestern.

- Advertisement -

Ford mengatakan pihaknya merumahkan total 330 pekerja di pabrik Chicago Stamping and Lima, Ohio Engine,” tulis Reuters.

“Sementara GM mengumumkan PHK 130 pekerja di Parma, Ohio Metal Center dan 34 di Marion, Indiana Metal Center.”

- Advertisement -

PHK ini bukan kali pertama. Pekan lalu, GM dan perusahaan otomotif lain Stellantis, juga telah mem-PHK 2.300 pekerja karena hal sama. Perlu diketahui demo sudah terjadi sejak September. Buruh mengajukan tawaran kontrak baru dengan menuntut kenaikan gaji per jam sekitar 40%.

Bukan hanya itu, mereka juga meminta pengurangan 32 jam kerja per minggu, peralihan kembali ke dana pensiun tradisional, serta penghapusan tingkat kompensasi dan pemulihan penyesuaian biaya hidup (COLA). Mereka juga meminta beberapa hal lainnya termasuk peningkatan tunjangan pensiun dan peningkatan tunjangan liburan dan cuti keluarga.

- Advertisement -

Sebenarnya Gedung Putih sempat turun tandan menanggapi ini. Namun meski Presiden AS Joe Biden menengahi, mediasi tak membuahkan hasil.

“Jika diterapkan, proposal tersebut akan melipatgandakan biaya tenaga kerja terkait UAW Ford saat ini, yang sudah jauh lebih tinggi dibandingkan biaya tenaga kerja Tesla, Toyota, dan produsen mobil milik asing lainnya di AS yang menggunakan tenaga kerja yang tidak diwakili oleh serikat pekerja,” kata Ford kala itu mengomentari permintaan UAW.

Dimuat laman yang sama, dalam catatan JPMorgan Senin, demo buruh otomotiv AS itu telah merugikan GM sebesar US$191 juta dan Ford US$145 juta. Anderson Economic Group juga memperkirakan total kerugian dari dua minggu pertama pemogokan, yakni sebesar US$3,9 miliar, termasuk upah, pemasok, dan pelanggan.  (Zs/CNBC)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini