“Presiden melakukan reshuffle dua tahun belakangan ini, agaknya reshuffle itu bukan berangkat dari evaluasi baik buruknya menteri ataupun wakil menteri menjalankan tugasnya, tapi lebih berat pada pertimbangan pencampuran kontestasi politik,” tambahnya.
Lebih lanjut, ia khawatir dengan adanya Reshuffle ini tidak akan mengubah menjadi ke arah lebih baik. Melainkan hanya mementingkan urusan kepentingan politik.
“Kalau dia (Jokowi) kemudian hanya fokus pada me-reshuffle tanpa pertimbangan-pertimbangan memaksimalkan kinerja kementerian, saya khawatir kita akan stagnan pada persoalan-persoalan seperti saat ini, bahwa reshuffle itu untuk kepentingan pencampuran politik pemilu 2024 saja,” pungkas Almas.