spot_img
Minggu, Juni 30, 2024
spot_img

Bukan Perang, Uni Eropa Sepakati Kebijakan ‘Mumet’ Ini

KNews.id – Uni Eropa (UE) akhirnya mencapai kesepakatan bersejarah tentang bagaimana negara-negara anggotanya akan menghadapi peningkatan mendadak jumlah pencari suaka jika terjadi perang, bencana alam, atau darurat iklim. Hal ini terjadi saat Benua Biru mengalami lonjakan pencari suaka yang tajam.

Perjanjian tersebut ditandatangani, Ini juga mengakhiri perselisihan selama tiga tahun antara negara-negara anggota sebelum 27 pemimpin Uni Eropa berkumpul di kota Granada, Spanyol, pada Jumat.

- Advertisement -

Aturan baru ini akan memungkinkan negara-negara garis depan untuk mempercepat permohonan suaka dan memindahkan pengungsi dengan cepat ke negara-negara lain di Eropa, sehingga menghindari terulangnya kejadian tahun 2015 ketika 1 juta pengungsi datang ke UE dari Suriah dan negara-negara lain.

“Ini adalah langkah maju yang umum bahwa #solidaritas antar negara anggota adalah wajib jika terjadi krisis,” tulis Annalena Baerbock, Menteri Luar Negeri (Menlu) Jerman, di X, sebelumnya Twitter.

- Advertisement -

Kesepakatan itu dicapai setelah Jerman dan Italia mengatasi perselisihan yang merangkum perbedaan pendekatan pemerintah negara-negara Eropa dalam menangani migrasi. Italia mengatakan Jerman telah “mundur” dari paragraf kontroversial yang mungkin melarang pihak berwenang Italia menggunakan tindakan darurat untuk menangani migran yang diselamatkan oleh LSM. Seorang diplomat di Italia berkata bahwa ini merupakan hasil yang besar bagi Roma.

Di sisi lain, ketika menulis di X, Baerbock mengatakan kompromi tersebut telah maran kami mengenai kemanusiaan dan ketertiban.

- Advertisement -

“Kami telah memastikan bahwa standar minimum kemanusiaan seperti akses terhadap pendidikan dan layanan kesehatan tidak melemah selama krisis ini. Karena tanpa #kemanusiaan dalam krisis ini tidak akan ada #ketertiban,” ujarnya.

Sementara itu, Polandia dan Hungaria memberikan suara menentang kesepakatan tersebut. Austria, Republik Ceko, dan Slovakia abstain. Undang-undang baru ini nantinya masih harus disahkan oleh parlemen Eropa.

“Tujuan utama dari perjanjian ini adalah untuk membagi beban migrasi di seluruh UE, dengan negara-negara garis depan dapat meminta solidaritas dan dukungan dari UE dan negara-negara anggotanya,” kata pejabat Menteri Urusan Rumah Tangga Spanyol, Fernando Grande-Marlaska Gómez.  (Zs/CNBC)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini