spot_img
Jumat, Mei 3, 2024
spot_img

Bikin Indonesia Bahagia, Ini Durian Runtuh dari China

KNews – Bikin Indonesia bahagia, ini durian runtuh dari China. Sejumlah data menunjukkan ekonomi China terus menggeliat. Geliat ekonomi Negeri Tirai Bambu akan membawa berkah bagi Indonesia.

Pekan lalu, Biro Kepabeanan China mengumumkan ekspor pada November 2021 tumbuh 22% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy). Lebih tinggi ketimbang konsensus pasar yang dihimpun Reuters dengan proyeksi pertumbuhan 19% yoy.

- Advertisement -

Sementara impor melesat 31,7% yoy. Jauh lebih tinggi ketimbang konsensus pasar yang memperkirakan pertumbuhan 19,8%.

Meski impor tumbuh lebih tinggi ketimbang ekspor, tetapi China masih menikmati surplus neraca perdagangan sebanyak US$ 71,72 miliar. Surplus ini membantu mendongkrak cadangan devisa menjadi US$ 3,222 triliun pada akhir November 2021, bertambah dari bulan sebelumnya yang sebesar US$ 3,218 triliun.

- Advertisement -

Permintaan domestik China juga terus tumbuh, tercermin dari data inflasi baik di level konsumen maupun produsen. Di tingkat konsumen, inflasi pada November 2021 tercatat 2,3% yoy.

Lebih tinggi ketimbang bulan sebelumnya yang sebesar 1,5% yoy. Sedangkan inflasi di tingkat produsen pada November 2021 adalah 12,9% yoy.

- Advertisement -

Oleh karena itu, prospek pertumbuhan ekonomi China masih cerah. Memang betul akan ada perlambatan, tetapi pertumbuhan itu akan lebih berkelanjutan alias sustainable.

Untuk 2022, Chinese Academy of Social Sciences (CASS) yang merupakan lembaga think-tank pemerintah menyarankan asumsi pertumbuhan ekonomi di atas 5%. Asumsi itu dinilai sebagai yang paling aman.

“Target (pertumbuhan ekonomi) di atas 5% tentu memberikan kebebasan di tengah langkah yang lebih prudent. Ini akan membuat seluruh pihak mampu menjalankan reformasi dan inovasi demi pertumbuhan ekonomi yang lebih berkualitas,”sebut Li Xuesong, Peneliti di CASS, kepada Reuters.

Pertumbuhan Ekonomi China (%yoy)

Ekonomi China yang masih tumbuh tentu menjadi kabar baik bagi Indonesia. Sebab, China adalah mitra ekonomi utama bagi Indonesia baik di sisi perdagangan maupun investasi.

Di sisi perdagangan, China adalah pasar ekspor terbesar buat Indonesia. Pada Januari-September 2021, nilai ekspor Indonesia ke China tercatat US$ 36,39 miliar. Ini mencakup 22,14% dari total ekspor Indonesia. Artinya, lebih dari seperlima produk ekspor Tanah Air dikirim ke Negeri Panda.

Di sisi investasi, nilai Penanaman Modal Asing (PMA) dari China pada Januari-September 2021 adalah US$ 2,3 miliar. China menempati peringkat ketiga, hanya kalah dari Singapura dan Hong Kong.

Belum lagi kalau bicara kunjungan wisatawan. Sebelum pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19), wisatawan asal China adalah salah satu paling rajin berkunjung ke Nusantara.

Pada 2019, porsi kunjungan wisatawan China yang datang ke Indonesia adalah 12,01%. Hanya kalah dari Malaysia (18,51%) dan Singapura (12,86%).

Sepanjang 2014-2019, rata-rata lama tinggal wisatawan China di Indonesia adalah 7,74 hari/kunjungan. Rata-rata pengeluaran per kunjungan adalah US$ 1.162,9.

Pada 2019, pengeluaran wisatawan China di Indonesia adalah US$ 1.114,48. Dari jumlah tersebut, 37,14% dipakai untuk keperluan akomodasi. Sementara 18,88% untuk makanan-minuman, 16,04% untuk transportasi, 16,89% untuk belanja, 1,12% untuk paket tur lokal, dan 9,93% untuk keperluan lainnya.

Namun ‘durian runtuh’ dari sektor pariwisata ini akan sangat tergantung dari kemampuan Indonesia untuk mengendalikan pandemi virus corona. Jika pandemi semakin ‘jinak’, berbagai restriksi bisa dilonggarkan termasuk membuka pintu bagi para pelancong.

Dengan begitu, wisatawan mancanegara bisa pelesiran di Ibu Pertiwi dan membawa berkah bagi jutaan rakyat. (RKZ/cnbc)

 

Berita Lainnya

Direkomendasikan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini