spot_img
Kamis, Mei 2, 2024
spot_img

Wanita Haid Juga Bisa dapat Lailatul Qadar, Begini Caranya

 

KNews.id – Sebagaimana diketahui bahwasanya pada 10 malam terakhir di bulan memiliki banyak sekali keistimewaan. Salah satunya peringatan malam Lailatul Qadar.

- Advertisement -

Malam Lailatul Qadar digadang-gadang sebagai malam yang lebih baik daripada seribu bulan sehingga umat muslim sangat dianjurkan untuk memperbanyak ibadah dimalam-malam ganjil 10 hari terakhir bulan .

Diketahui bahwasanya ibadah dan amalan saleh apapun yang dikerjakan umat muslim akan mendapat ganjaran pahala berlipat ganda yang artinya saat seseorang beribadah satu huruf saja pada malam tersebut akan setara dengan beribadah kurang lebih 84 tahun lamanya.

- Advertisement -

Untuk bisa melangsungkan serangkaian ibadah di malam Lailatul Qadar, seorang muslim harus suci dan terbebas dari hadast besar maupun hadast kecil.

Lantas bagaimana dengan wanita yang tengah haid, sehingga berhalangan untuk puasa dan sholat, amalan apa yang bisa kerjakan pada malam Lailatul Qadar?

- Advertisement -

Begini penjelasannya.

Buya Yahya mengatakan, meskipun wanita dalam keadaan haid, bukan berarti ia tidak berpeluang untuk meraih pahala.

Wanita haid tetap bisa mendapatkan lailatul qadar dengan menghidupkan malam-malam terakhir di bulan dengan melaksankan amalan tertentu.

“Hai wanita haid, jangan memperamai malam dengan ngorok (tidur), wanita haid bisa saja menghidupkan malam untuk dapat lailatul qadar,” kata Buya Yahya.

Menurut Buya, orang-orang yang mendapat lailatul qadar bukan hanya orang yang suci saja, tetapi wanita haid juga berpeluang mendapatkannya. Hanya saja bedanya, wanita haid tidak dapat melaksankan ibadah seperti shalat hingga iktikaf seperti orang suci.

“Sebab yang mendapat lailatul qadar bukan orang suci saja, wanita haid juga bisa, cuma anda bedanya tidak shalat dan anda tidak ilktikaf di masjid,” sambungnya.

Buya Yahya mengungkap, bagi wanita haid, mereka masih berpeluang mendapatkan lailatul qadar. Caranya, hidupkan malam-malam di bulan dengan menyebut nama Allah, dzikir dan sebagainya.

“Hidupkan malam itu untuk menyebut nama Allah,” tegasnya.

Berikut adalah amalan-amalan yang bisa dikerjakan seorang wanita haid saat malam Lailatul Qadar agar tetap bisa mendapatkan keberkahan di malam penuh kemulian tersebut.

Amalan Malam Lailatul Qadar Untuk Wanita Haid

1. Bersedekah

Wanita haid dapat melakukan sedekah pada 10 malam terakhir bulan Ramadhan sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT.

Menurut HR. Tirmidzi, Rasulullah SAW pernah ditanya “Puasa apakah yang lebih utama setelah Ramadhan?” Rasulullah SAW kemudian bersabda “Puasa di bulan Sya’ban untuk mengagungkan Ramadhan.”

Setelah itu, Rasulullah ditanya kembali “Lalu sedekah apa yang paling utama?” Dan Rasulullah menjawab, “Sedekah di bulan Ramadhan.”

2. Berdzikir

Berdasarkan hadis Nabi Muhammad SAW, wanita yang sedang haid diperbolehkan untuk melakukan zikir. Zikir yang dilakukan wanita haid tercantum dalam HR Bukhari Muslim dengan bunyi:

“Kami diperintahkan supaya menyuruh keluar para perempuan yang dipingit dalam rumah untuk keluar pada hari raya, bahkan perempuan yang sedang haid.”

“Mereka mengucapkan takbir mengikuti takbirnya kaum laki-laki, dan berdoa mengikuti kaum laki-laki dengan mengharap barakah dan kesucian hari raya tersebut.”

3. Membaca Al-Quran Tanpa Menyentuh Mushaf

Meskipun wanita haid dilarang untuk menyentuh mushaf Al-Qur’an, namun menurut beberapa mazhab seperti Maliki dan Syafi’i, kita diperbolehkan untuk membaca Al-Qur’an di dalam hati atau dengan melihat mushaf tanpa menyentuhnya.

Oleh karena itu, pada malam Lailatul Qadar, wanita haid dapat mengisi waktu dengan membaca Al-Qur’an tanpa menyentuh mushaf, baik itu dalam hati maupun dengan melihat mushaf.

Berikut adalah penjelasan menurut mazhab Maliki

الْمُعْتَمَدَ أَنَّهُ يَجُوزُ لها الْقِرَاءَةُ حَالَ اسْتِرْسَالِ الدَّمِ عليها كانت جُنُبًا أَمْ لَا خَافَتْ النِّسْيَانَ أَمْ لَا

Artinya:

“Pendapat yang kuat (dalam mahab Malikiyah), bahwa diperbolehkan bagi wanita haidh untuk membaca Al-Qur’an di masa-masa keluarnya darah, baik sedang junub atau pun tidak, khawatir lupa hafalan atau tidak” (Imam ad-Dasuki, Hasiyah ad-Dasuki ‘ala Syarhil Kabir, [Beirut, Darul Fikr: tt], juz I, halaman 174).

Sedangkan mazhab Syafi’i menjelaskan sebagai berikut:

وَلِمَنْ بِهِ حَدَثٌ أَكْبَرُ إجْرَاءُ الْقُرْآنِ عَلَى قَلْبِهِ وَنَظَرٌ فِي الْمُصْحَفِ، وَقِرَاءَةُ مَا نُسِخَتْ تِلَاوَتُهُ وَتَحْرِيكُ لِسَانِهِ وَهَمْسُهُ بِحَيْثُ لَا يُسْمِعُ نَفْسَهُ؛ لِأَنَّهَا لَيْسَتْ بِقِرَاءَةِ قُرْآنٍ

Artinya:

“Siapa saja yang sedang dalam keadaan hadas besar, maka boleh membaca Al-Qur’an dalam hati, melihat mushaf, membaca ayat-ayat Al-Qur’an yang sudah dinasakh tulisannya, menggerakkan bibir, berbisik dan suaranya tidak terdengar oleh dirinya sendiri, karena hal ini tidaklah dianggap sebagai membaca Al-Qur’an” (Khatib asy-Syarbini, Mughni al-Muhtaj ila Ma’rifati Alfadzil Minhaj, [Beirut, Darul Fikr: tt], juz I, halaman 72).

4. Memperbanyak Sholawat

Selain itu, perempuan haid juga dapat memperbanyak membaca sholawat kepada Nabi Muhammad SAW sebagai bentuk penghormatan dan kecintaan kepada Rasulullah.

(Zs/Trbn)

 

 

Berita Lainnya

Direkomendasikan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini