“Awal COVID-19 itu sumber justifikasi krisis otoriter dilakukan dan DPR itu dia nggak bisa apa-apa dengan Perpu. DPR nggak diberikan kekuasaan apa-apa,” ungkap Didik.
Akibatnya, ia mengungkapkan, banyak target-target yang meleset jauh dari perencanaannya. Misalnya defisit APBN yang selisih realisasinya sangat jauh dari target. Defisit APBN pada 2022 ditargetkan sebesar Rp 868 triliun, tapi realisasinya Rp 464 triliun.
- Advertisement -
“Jadi selisih dari perencanaan anggaran Rp 400 triliun. Kalau selisihnya Rp 3 triliun, Rp 5 triliun, make sense, tapi kalau selisihnya banyak itu APBN direncanakan semau-maunya,” ujar Didik. (Ach/Cnbcind)