spot_img
Jumat, April 26, 2024
spot_img

Strategi Dakwah Muhammadiyah Menembus Desa di Banyuwangi

KNews.id- Penolakan pembangunan Masjid Muhammadiyah di Desa Sraten, Kecamatan Cluring, Kabupaten Banyuwangi oleh warga NU justru harus memunculkan strategi baru dakwah organisasi yang didirikan KH Ahmad Dahlan itu.

“Strategi baru dakwah dengan membangun Amal Usaha Muhamamdiyah (AUM) dahulu, seperti sekolah, pondok pesantren, panti sosial (santunan bagi warga tidak mampu), atau klinik kesehatan. Saya meyakini warga akan menerima Muhammadiyah,” kata Ketua Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) Pengurus Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Bogor Taufik Tirkaamiasa, Senen (14/6).

- Advertisement -

Setelah AUM berdiri, kata Taufik, masjid atau mushola di berbagai desa di Banyuwangi bisa dibangun karena masyarakat lebih mengenal kegiatan sosial dari ormas Islam yang didirikan di Yogyakarta itu.

“Keberadaan AUM lebih utama dirasakan manfaat warga setempat untuk mengenal Muhamamdiyah. Ini sebetulnya hal yang sangat mendasar ketimbang membangun masjid dahulu. Warga Muhamamdiyah bisa memberikan pencerahan melalui AUM kepada warga setempat terlebih dulu,” ungkapnya.

- Advertisement -

Taufik mengatakan, perkembangan Muhammadiyah di (pusat) Kecamatan, seperti Jajak, Gambiran apalagi Genteng cukup pesat, terutama AUM-nya, seperti sekolah, panti, klinik, bahkan di Genteng ada ITBM. Namun jika masuk ke desa-desa, dusun-dusun, sepertinya sangat kurang perkembangannya, khususnya desa-desa di selatan Genteng, hampir tidak terlihat Muhammadiyah, bisa jadi kalah dengan LDII.

“Ini tugas berat dari para pengurus di PDM dan PCM khususnya LPCR (Lembaga Pengembangan Cabang dan Ranting) PCM untuk membantu menguatkan dan memberi arahan PRM-PRM yang ada di desa-desa/kelurahan sebagai basis gerakan ke arah yang lebih baik. Sehingga Muhammadiyah bukan hanya mendunia, tapi juga membuni ke desa-desa, dusun-dusun di seluruh Nusantara,” paparnya.

- Advertisement -

Ia mengatakan, seorang mubaligh Muhammadiyah di sebuah desa di Kecamatan Genteng, Banyuwangi memperkenalkan ormas Islam terbesar nomor di Indonesia itu dengan menyantuni yatim piatu.

“Seingat saya dia saat itu menjabat ketua RT, artinya walaupun mungkin hanya segelintir orang warga Muhammadiyahnya tapi peran dan fungsi sosialnya cukup signifikan,” ungkap Taufik.

Selain itu, ia mengatakan, strategi dakwah Muhammadiyah menembus desa di Banyuwangi dengan memberikan beasiswa warga setempat untuk bersekolah maupun mondok di pesantren milik Muhammadiyah.

“Bisa saja warga setempat dikirim ke pesantren milik Muhammadiyah dan kembali ke desa setempat untuk berdakwah,” pungkasnya. (Ikh)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini