spot_img
Selasa, Mei 14, 2024
spot_img

Selain Munir, Hacker Bjorka Bocorkan Isi Dokumen Supersemar yang Libatkan Soeharto

KNews.id-Seperti kita ketahui Hacker Bjorka telah membeberkan informasi tentang pembunuhan Munir melalui akun twitter dan telegramnya.

Sebelumnya Hacker Bjorka juga sempat membocorkan isi dari dokumen Supersemar (Surat Perintah Sebelas Maret) yang melibatkan mantan Presiden Indonesia, Soeharto.

- Advertisement -

Selain kasus Munir yang menghebohkan dunia maya, Bjorka telah bocorkan isi dokumen supersemar dalam kutipan bahasa inggris tentang mantan presiden kedua Soeharto.

Pada Minggu, 11 September 2022, akun Telegram Bjorka yaitu Bjorkanism sudah memiliki ribuan pelanggan, ia pun mengutip isi dari dokumen Supersemar tentang kekuasaan zaman itu beralih kepada Soeharto, setelah itu ia pun mengatakan kronologis pembunuhan Munir.

- Advertisement -

Hasil tangkapan layar dari Dokumen Supersemar pun disematkan Bjorka dalam kutipannya, spoiler kutipannya menyebutkan tentang presiden RI ke -2 Soeharto.

Tidak jelas kemudian naskah asli Supersemar karena beberapa tahun kemudian setelah perpindahan kekuasaan naskah asli surat ini dinyatakan hilang.

- Advertisement -

Naskah tersebut juga tidak jelas kemana hilangnya dan siapa yang menghilangkannya karena pelaku sejarah peristiwa “lahirnya Supersemar” ini sudah meninggal dunia.

Belakangan, keluarga M. Jusuf mengatakan bahwa naskah Supersemar itu ada pada dokumen pribadi M. Jusuf yang disimpan dalam sebuah bank, tapi hal ini pun masih menjadi misteri sampai dengan saat ini.

Bjorka merupakan akun anonim yang diduga membocorkan beberapa data pemerintahan Indonesia mulai dari registrasi SIM Card, hingga KPU.

Ia kembali dengan mengeluarkan hasil tangkapan layar sebagian dokumen supersemar yang menjadi misteri oleh seluruh masyarakat Indonesia, serta membocorkan isinya.

Seperti diketahui dokumen tersebut adalah dokumen penting dimana Presiden Republik Indonesia pertama Soekarno mendatangani secarik kertas yang dikabarkan berisi mandat kepada Letnan Jenderal Soeharto, yang saat itu menjabat sebagai Menteri Panglima Angkatan Darat, untuk mengatasi situasi keamanan negara.

Surat tersebut menjadi penanda beralihnya kekuasaan sukarno yang disebut orde lama ke kekuasaan baru Soeharto yang disebut Orde Baru.

Terdapat sumber lain dari seorang tentara yang mengatakan, bahwa Supersemar diketik di atas surat yang berkop Markas besar Angkatan Darat, bukan di atas kertas berkop kepresidenan.

Inilah yang diduga kemudian menjadi alasan mengapa Supersemar hilang atau sengaja dihilangkan.

Seperti dikutip oleh Giwangkara.com, dalam akun telegramnya yang sudah memiliki ribuan member, Bjorka mengatakan:
“Supersemar, singkatan Bahasa Indonesia untuk Surat Perintah Sebelas Maret, adalah sebuah dokumen yang ditandatangani oleh Presiden Indonesia Sukarno, pada tanggal 11 maret 1966, yang memberikan wewenang kepada komandan angkatan darat Letjen Suharto untuk mengambil tindakan apa pun yang ‘dianggap perlu’ untuk memulihkan ketertiban situasi kekacauan selama pembunuhan massal di Indonesia 1965-1966. Singkatan ‘Supersemar’ adalah plesetan dari nama semar, sosok mistik dan kuat yang biasa muncul dalam mitologi Jawa termasuk pertunjukan wayang.”

“Penyebutan semar mungkin dimaksudkan untuk membantu memanfaatkan mitologi Jawa untuk memberikan dukungan kepada Legitimasi Soeharto selama masa transisi kekuasaan dari Soekarno ke Soeharto yang berlaku.”

“Supersemar muncul sebagai instrumen utama peralihan kekuasaan eksekutif dari Soekarno ke Soeharto.”

Kemudian dibawahnya terdapat unggahan tangkapan layar detail file yang ia berhasil retas tersebut, kemudian ia melanjutkan cuitannya dengan memberikan bocoran dari isi dokumen supersemar.

Bocoran Perintah Presiden Republik Indonesia

I. Menimbang

1.1 Keadaan revolusi saat ini, bersama dengan situasi politik nasional dan internasional

1.2 Perintah pada hari Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata Republik/Presiden/Pemimpin Besar Revolusi tanggal 8 Maret 1966

II. Mempertimbangkan

2.1 Perlunya ketenangan dan stabilitas pemerintahan dan kemajuan revolusi

2.2. Perlunya jaminan integritas Pemimpin Besar Revolusi. [Angkatan Bersenjata] dan Rakyat untuk memelihara kepemimpinan dan kewajiban presiden/panglima tertinggi/pemimpin agung revolusi dan ajarannya.

III Memutuskan/memerintahkan PANGLIMA TINGGI .JENDERAL SOEHARTO, MENTERI/PANGLIMA TNI untuk:

Atas nama Presiden/Panglima Tertinggi/Pemimpin Besar Revolusi

1. Mengambil segala tindakan yang dianggap perlu untuk menjamin keamanan dan ketenangan serta stabilitas kemajuan Revolusi, serta untuk menjamin keselamatan dan wewenang pribadi pimpinan Presiden/Panglima Tertinggi/Pemimpin Besar Revolusi/ pemegang Amanat [Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara] demi keutuhan Bangsa dan….”

Demikian hasil tangkapan layar berakhir dengan titik tiga yang menandakan masih bersambung sehingga memberikan banyak misteri kepada masyarakat Indonesia. Hal ini pun mendapatkan banyak tanggapan dari pelanggannya. (Ach/Gwkr)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini