Kebenaran lekat dengan fakta dan realitas, sedangkan kebohongan adalah antitesisnya, dipenuhi dengan prasangka dan ilusi manipulatif. Realitas juga dapat dikonstruksi dari tumpukan informasi palsu, sehingga kebenaran dan fakta ibarat “jauh panggang dari api”.
Berbohong dan kebohongan disebabkan berbagai hal, termasuk (vakumnya informasi, bias persepsi dan interpretasi momentum, hingga ketidakmampuan memajukan perspektif kritis. Level tindak kebohongan merasuk mulai dari level individu hingga negara, dari level atas sampai bawah.
Kesimpulan dari berbagai kejadian tersebut : sebuah kebohongan diteguhkan dengan kebohongan lain untuk memperkuat narasi, kebohongan tidak pernah sempurna, selalu memiliki cacat.
Kebohongan terjadi dalam berbagai aspek, termasuk diranah ekonomi dan politik.
Sejarah Indonesia sedang berada hal yang benar bisa menjadi tampak bersalah, sedangkan yang salah dan bohong bisa tampil sebagai kampiun. (Ach)