spot_img
Jumat, Mei 3, 2024
spot_img

PKS Nilai Pemerintah Jokowi tak Berdaya Hadapi Perusahaan RRC

Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal membeberkan kronologi peristiwa kerusuhan yang mengakibatkan tewasnya pekerja asli Indonesia dan pekerja asal Cina di pabrik perusahaan tambang nikel PT Gunbuster Nickel Industry (GNI) di Morowali Utara (Morut), Sulawesi Tengah (Sulteng). Kronologi versi buruh ini berdasarkan laporan yang diterima dari serikat buruh di Morowali Utara.

Said Iqbal mengatakan, kerusuhan pada Sabtu (14/1) malam itu sebenarnya berakar dari insiden pada akhir 2022. Pada penghujung tahun itu, dua pekerja lokal meninggal dunia karena kecelakaan kerja di pabrik PT GNI. “Dua orang ini sedang bekerja di grain, lalu listrik mati, tungkunya meledak dan mereka tidak bisa melompat karena tinggi sekali,” kata Said, di Jakarta, Senin (16/1).

- Advertisement -

Atas kejadian tersebut, lanjut Said, pihak perusahaan memang sudah memberikan santunan kepada keluarga korban. Namun, para buruh di pabrik itu merasa terancam karena buruknya praktik kesehatan dan keselamatan kerja (K3) yang diterapkan. Perasaan terancam itu ternyata dipendam oleh para pekerja.

Belum tuntas soal keselamatan kerja, lanjut dia, para pekerja asli Indonesia lalu dikagetkan ketika PT GNI menaikkan upah mereka hanya sebesar Rp 75 ribu per bulan. Para buruh lantas menggelar mediasi dengan manajemen PT GNI pada 14 Januari 2022. Perundingan itu disertai dengan aksi mogok kerja.

- Advertisement -

Mediasi tersebut, kata Said, berlangsung cukup alot. Bahkan, pihak manajemen perusahaan mengancam para pekerja. “Sudah dua pekerja meninggal, perundingan upah bukannya ada solusi, tapi buruh malah melihat kearoganan, kecongkakan manajemen,” kata Said.

Berita Lainnya

Direkomendasikan

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini