spot_img
Jumat, Mei 3, 2024
spot_img

Tegang! AS dan China Bentrok di Sini terkait LCS

KNews.id- ‘Adu mulut’ terjadi antara Amerika Serikat (AS) dan China. Kedua negara dilaporkan ribut di PBB, pada pertemuan tingkat tinggi Dewan Keamanan, Senin (9/8) waktu setempat. Menteri Luar Negeri AS, Anthony Blinken menanggapi keras klaim China atas bagian-bagian Laut China Selatan. Padahal, klaim itu sudah dibantah oleh Pengadilan internasional lima tahun lalu.

“Di Laut China Selatan, kami melihat pertemuan berbahaya antara kapal di laut dan tindakan provokatif (China) untuk klaim maritimnya yang melanggar hukum,” katanya dikutip dari Reuters.

- Advertisement -

Ia menegaskan, ini bisa menimbulkan ancaman serius bagi keamanan dan perdagangan. Tindakan China, kata Blinken, memicu impunitas dan ketidakstabilan besar di mana-mana.

“Amerika Serikat telah menyatakan keprihatinan mengenai tindakan intimidasi dan menggertak negara-negara lain yang secara sah mengakses sumber daya maritim mereka,” tegas Blinken lagi.

- Advertisement -

Laut China Selatan diklaim China hingga hampir 90% melalui garis konsep “sembilan putus-putus”. Ini membuat China tegang dengan sejumlah negara ASEAN, termasuk Malaysia, Vietnam, Filipina dan RI untuk Laut Natuna Utara.

Sebenarnya Pengadilan internasional sudah membantah klaim China tersebut. Namun dalam sidang PBB, China mengatakan keputusan Pengadilan arbitrase internasional tidak sah dan tak memiliki kekuatan mengikat bahkan menggunakan fakta yang salah.

- Advertisement -

Sementara China sendiri menuduh AS sewenang-wenang. Wakil Duta Besar China untuk PBB Dai Bing mengatakan AS memprovokasi.

“AS secara sewenang-wenang mengirim kapal dan pesawat militer canggih ke Laut China Selatan, provokasi dan secara terbuka menganggu negara-negara regional,” katanya menuduh balik AS sebagai ancaman perdamaian dan stabilitas di kawasan itu

Ia berdalih situasi di Laut China Selatan cenderung stabil. China bahkan menyebut akan mencapai kode etik dengan 10 anggota PBB Asia Tenggara.

Dari sejumlah laporan beberapa negara ASEAN mengalami gangguan dalam pengeboran minyak karena diikuti kapal China sepanjang 2020 dan 2021. Di antaranya Vietnam dan Malaysia. (Ade/cnbc)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini