Setali tiga uang, untuk apa kalau membuat susah dan kantong terus mengering jadilah “Intelektual sebagai antek penguasa yang mengabaikan, bahkan merasionalisasi, kejahatan negara” ( Antonio Gramsci – 1971 ) dengan lugasnya bohong dalam menyampaikan kebenaran. Sebagian larut dalam persengkongkolan.
Kondisi Indonesia yang terus terpuruk akibat persilangan lembaga politik ekskraktif dan penguasa serba minus (ignorant leader), tidak lepas dari peran politisi dan intelektual tukang atau politisi dan intelektual klas cebong.
Bahwa Negara Indonesia itu saat ini tidak ada atau tidak hadir, karena negara, rezim dan presiden saat ini hanya boneka kapitalis yang tidak sesuai dgn cita cita kemerdekaan bangsa Indonesia. Sebagian pemimpinnya di negara ini mayoritas dikendalikan oleh iblis, roh roh jahat tapi kebenaran sesuai ajaran Tuhan melalui ajarannya akan tetap menang. Waktu Tuhan ini indah pada waktunya.