spot_img
Senin, Mei 6, 2024
spot_img

Lockdown, Kasihan Rakyat RRC Merana!

KNews.id- Saat banyak negara melonggarkan kegiatan masyarakat seiring menurunnya kasus Covid-19, China tidak mengendurkan kebijakannya. Di sejumlah wilayah, Negeri Tirai Bambu  masih menerapkan lockdown (karantina wilayah) demi ambisi menihilkan kasus Covid. Sayangnya, kebijakan itu makan korban.

Penduduk kota Ghulja, Provinsi Xinjiang, kelaparan akibat  kebijakan lockdown selama 40 hari. Dengan kebijakan itu, warga setempat diwajibkan tetap berada di rumah, dan melakukan tes Covid rutin.

- Advertisement -

Dalam sebuah unggahan yang dibagikan di media sosial China, penduduk Ghulja menunjukkan lemari es yang kosong, dan anak-anak yang kelaparan. Sedangkan yang lain menangis, sambil menceritakan pengalaman pahit mereka selama lockdown.

Dilansir Aljazeera, 15 Sempember 2022, lockdown di Kota Ghulja, terkesan makin diskriminasi terhadap Muslim Uighur di Provinsi Xinjiang. Setelah sebelumnya, Negara Tirai Bambu dituding menahan dan membatasi ruang gerak warga setempat. Bahkan, menangkap dan menjebloskan ke penjara bagi warga yang kritis terhadap Pemerintah.

- Advertisement -

Warga Uighur yang tinggal di Eropa bernama Yasinuf mengatakan, ibu mertuanya mengirim pesan suara menakutkan saat lockdown. Menurutnya, ibu mertuanya dipaksa masuk karantina terpusat karena batuk ringan.

“Kami tidak tahu apa yang akan terjadi kali ini. Yang bisa kami lakukan sekarang hanyalah berdoa,” ucap Yasinuf.

- Advertisement -

Yasinuf menambahkan, orangtuanya memberi tahu bahwa mereka kehabisan makanan. Mereka belum mendapatkan kiriman makanan. Bahkan, mereka dilarang mengggunakan oven di halaman belakang rumah karena takut menyebarkan virus. Warga Ghulja lainnya, Nyrola Elima, mengungkapkan, ayahnya menjatah pemberian makanan karena  persediaannya semakin menipis.

“Bibi saya juga panik karena kekurangan susu untuk memberi makan cucunya yang berusia dua tahun,” ujar Elima.

Pemerintah setempat, pekan lalu meminta maaf atas segala kekurangan dalam respons terhadap Covid. Termasuk terhadap sejumlah titik yang terlewatkan dalam pengiriman pangan. Mereka berjanji akan melakukan perbaikan. (AHM/ttp)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini