spot_img
Jumat, April 26, 2024
spot_img

Kritik Kenaikan BBM, Denny Siregar Serang Din Syamsuddin!

KNews.id- BuzzerRp Denny Siregar menyerang mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin yang mengkritik kebijakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menaikkan harga BBM.

“Profesor sekelas pak Din ini yang saya bingung. Subsidi BBM itu dibakar pak, hilang sia2,” kata Denny Siregar di akun Twitter-nya, Ahad (4/9).

- Advertisement -

Kata Denny Siregar, pencabutan subsidi BBM bisa dialihkan ke infrastruktur untuk membangkitkan ekonomi.

“Tapi infrastruktur itu wujudnya nyata, bisa bangkitkan ekonomi sekitar,” jelasnya.

- Advertisement -

Denny Siregar menyayangkan Din Syamsuddin yang bergelar profesor tidak memahami pengalihan subsidi BBM untuk infrastruktur.

“Lha saya yg geblek ini bisa jawab gitu, masa pak Prof gak bisa?” paparnya.

- Advertisement -

Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin buka suara menanggapi harga bahan bakar minyak (BBM) yang naik. Menurutnya, kebijakan kenaikan BBM tidaklah bijaksana. Hal ini tentunya akan berdampak pada melonjaknya harga barang-barang kebutuhan masyarakat.

“Kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM (Pertalite, Solar, hingga Pertamax) merupakan kebijakan yang tidak bijak. Bahkan, ini dapat dikatakan sebagai kebijakan yang membajak hak rakyat,” kata Din dalam keterangannya, pada Sabtu (3/9).

Din pun menyesalkan kebijakan itu, karena di tengah kondisi ekonomi yang masih sulit pemerintah malah menaikkan harga BBM. Dia berharap pemerintah lebih peka terhadap realitas di tengah masyarakat.

“Ketakbijakan baru ini menunjukkan secara nyata, pemerintahan Presiden Joko Widodo adalah rezim yang tidak pro-rakyat. Janganlah kalau rakyat tidak bereaksi atau diam, itu (dianggap) berarti setuju,” sebut Din.

Menurut dia, alasan pemerintah menaikkan harga BBM untuk menekan beban pada APBN patut dipertanyakan bila proyek pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara masih diupayakan. Terkait hal ini, Din meminta Presiden Jokowi untuk mempertimbangkan ulang rencana pembangunan IKN Nusantara.

“Kalau Presiden arif-bijaksana, dia dapat menahan ambisi utopisnya untuk membangun IKN yang memerlukan dana besar,” ujarnya. (AHM/SN)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini