spot_img
Sabtu, April 27, 2024
spot_img

Krisis Inggris Kian Mencekik, Satu Negara Demo!

KNews.id-Ribuan warga Inggris turun ke jalan pada akhir pekan lalu untuk berunjuk rasa atas krisis biaya hidup, ditandai dengan melonjaknya harga gas dan listrik, yang melanda negara tersebut.

Aksi demonstrasi yang dilakukan Sabtu (1/10/2022) itu bahkan disebut-sebut sebagai protes simultan terbesar di Inggris dalam beberapa tahun terakhir. Pasalnya, aksi tersebut dilakukan serempak di berbagai kota negara tersebut, termasuk Skotlandia.

- Advertisement -

Media sosial menunjukkan kerumunan besar di acara-acara di Glasgow, Liverpool, Manchester, Newcastle dan Belfast.

Melansir The Guardian, di Glasgow, ribuan orang berkumpul di tangga Galeri Buchanan untuk rapat umum dan meneriakkan: “Tories, Tories, Tories! Keluar, keluar, keluar!” dan “Para pekerja, bersatu, tidak akan pernah dikalahkan.”

- Advertisement -

Terkoordinasi di antara beberapa organisasi masyarakat dan serikat pekerja untuk memaksimalkan dampaknya, protes hari Sabtu juga diiringi dengan pemogokan kereta api terbesar di Inggris selama beberapa dekade.

Jade Anderson (25) salah seorang penunjuk rasa yang melakukan aksinya di depan stasiun The King’s Cross mengatakan dirinya saat ini terpaksa masih tinggal bersama orang tuanya karena tidak mampu membayar biaya sewa yang tinggi.

- Advertisement -

“Dan tagihan energi yang meningkat berarti kami sudah mengumpulkan kayu untuk musim dingin. Ayah saya seorang pembangun dan dia melakukan shift yang lebih lama dan lebih lama sehingga kami dapat bertahan,” tutur Anderson.

Demo The King’s Cross adalah salah satu dari setidaknya enam demonstrasi besar di Inggris. Sekitar pukul 14.00, puluhan aktivis duduk di jalan dan memutar musik, menghalangi lalu lintas sementara yang lain meneriakkan slogan-slogan tentang krisis iklim.

Demonstran lainnya, seorang asisten pengajar, Farzana Khanom (23), situasi ekonomi telah membawa dirinya pada pilihan yang sulit, yaitu bahwa dia harus memilih antara membayar tagihan energi yang meningkat atau berinvestasi dalam karirnya.

“Tetapi jika kita bersatu dan membuat suara kita didengar, mungkin kita bisa membuat perbedaan,” katanya.

Saat dia berbicara, sebuah petisi yang baru-baru ini diluncurkan yang menyerukan pemilihan umum untuk “mengakhiri kekacauan pemerintah ini” melonjak di atas 300.000 tanda tangan saat makan siang.

Di seluruh Inggris, muncul laporan tentang warga yang membakar tagihan listrik mereka, sebuah isyarat simbolis yang dipromosikan oleh Don’t Pay UK.

Adapun, Perdana Menteri Inggris Liz Truss telah membatasi kenaikan sehingga rata-rata rumah tangga akan membayar tagihan energi tahunan sebesar 2.500 pound, jauh lebih rendah dari beberapa perkiraan terburuk.

Namun, harga masih akan naik rata-rata sebesar 27% selama dua tahun ke depan, setelah melonjak beberapa kali selama 12 bulan terakhir. (Ach/Cnbcind)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini