“Apalagi namanya juga seorang ibu. Saat keadaan berduka itu. Inginnya jenazah anaknya segera sampai di rumah. Akhirnya memang dapat, ada pinjaman dengan uang sekian banyak.” Ujarnya.
“Saat itu saya yang membayar, tapi saya tanya lagi ‘Apa benar ini membayar?’ Dijawab ‘iya mas apa yang disepakati oleh kami (mobil ambulans) dengan pihak keluarga uang sebesar Rp 2,5 juta’. Terus terang, kami bayar itu. Karena yang penting anak kami sampai di sini (rumah). Uang itu diserahkan oleh kakak kandung almarhum. Sudah setelah itu pulang. Saat saya tanya, katanya itu uang untuk biaya transportasi,” kata Efendi.
Namun belakangan, uang itu pun dikembalikan. Tetapi nominalnya bukan Rp 2,5 juta lagi melainkan Rp 1,9 juta.