Oleh: Damai Hari Lubis, Pengamat Hukum & Politik Mujahid 212
KNews.id- Analisa terhadap teori tentang langkah atau gaya kepemimpinan yang digunakan oleh Jokowi selaku presiden.
Tipikal Jokowi sepertinya menggunakan teori jalur tujuan dengan gaya free rein atau bebas kendali. Namun ternyata Jokowi amat minus innovasi, Jokowi sangat lemah, sehingga tidak cocok dengan teori ini.
Franklyn (1951) mengemukakan ada tiga gaya pokok kepemimpinan, yaitu gaya kepemimpinan otokratis atau otoriter (authoritarian leadership), kepemimpinan demokratis (democratic/participative leadership), dan kepemimpinan yang bebas (free-rein / laissez faire leadership).
Teori Kepemimpinan apa yang sebenarnya digunakan oleh Jokowi ? Maka kita butuh pengetahuan apa yang dimaksud dengan teori kepemimpinan jalur tujuan dan teori kepemimpinan situasional?
Teori kepemimpinan situasional adalah suatu pendekatan yang digunakan oleh individu pemimpin yang menyatakan atau yakinkan bahwa, sang pemimpin memahami apa yang Ia lakukan, memahami kemampuannya dan dirinya tipikal konsisten, dan dirinya meyakini mudah mengetahui semua sifat-sifat bawahannya, dan nyatakan ( percaya diri ) selalu sanggup menemukan solusi dalam situasi apapun, ciri pemimpin ini menggunakan gaya kepemimpinan tertentu sesuai sikon. Pendekatan ini mensyaratkan karakteristik pemimpin memiliki keterampilan serta
kecerdasan dalam mendiagnosa perilaku manusia – manusia disekelilingnya atau para pengikut dan simpatisan maupun berdiplomasi terhadap para oposan.
Kebalikan teori situasional, maka jika diamati Jokowi, suka gunakan diskresi yang ternyata banyak keliru bahkan salah dari sisi kacamata hukum nasional, maka identifikasi ilmiahnya, Jokowi gunakan teori tujuan namun tidak mumpuni
Karena, titik fokus teori jalur – tujuan, individunya menggunakan gaya kepemimpinan yang efektif atau taktis dan praktis, sehingga amat tergantung kepada karakteristik individu dan situasi lingkungan, sedangkan pada teori situasional tergantung pada kesiapan kerja dan kesiapan psikologis.
Jadi leadership Jokowi menggunakan teori Joko Widodo. (FHD/dhl)