spot_img
Jumat, April 26, 2024
spot_img

Isu Reshuffle, Ada Dua Menteri yang tidak Laik Menjabat Kata Pengamat…

KNews – Isu reshuffle, ada dua menteri yang tak laik menjabat kata pengamat. Dedi Kurnia Syah, pengamat politik dari Indonesia Political Opinion (IPO) mengusulkan perlunya reshuffle kabinet kepada Presiden Jokowi.

Beberapa pemberitaan yang cukup kencang terhadap isu terkini dianggap menjadi alasan munculnya rencana reshuffle kabinet.

- Advertisement -

Terlebih beberapa kejadian dianggap para pengamat membuat Jokowi sebagai Presiden menjadi tidak nyaman dan terganggu.

Sebagai seorang pengamat politik, Dedi mengungkapkan ada dua menteri yang pantas dan laik direshuffle oleh Presiden Jokowi.

- Advertisement -

Nama pertama, Menteri Tenaga Kerja (Menaker) Ida Fauziyah dianggap paling laik diganti.

Kisruh dan polemik dari Peraturan Menaker tentang pencairan dana JHT di usia 56 tahun dianggap puncak ketidaknyamanan Jokowi.

- Advertisement -

Bahkan Jokowi sampai harus memanggil Menaker ke Istana Negara untuk memberikan instruksi dan arahan tentang revisi aturan pencairan dana JHT.

“Reshuffle Menaker (Ida Fauziyah) sebenarnya sudah layak sejak lama, karena banyak persoalaan yang mengemuka selama ini, terlebih bidang ketenagakerjaan alami kesulitan saat pandemi, pun hingga saat ini,” kata Dedi, seperti dikutip Hops.ID dari Suara.Com Selasa 22 Februari 2022.

Dia memberikan penilaian dan pandangan, seharusnya Jokowi nanti menunjuk Menaker yang bisa melahirkan solusi namun tidak harus mengorbankan kepentingan para pekerja.

Menteri kedua yang laik di reshuffle menurut Dedi adalah M Luthfi yang saat ini menjabat Menteri Perdagangan atau Mendag.

Kisruh harga kedelai dalam negeri yang meroket dan berimbas pada mogok produksi para produsen tahu tempe menjadi “entry point” sendiri buat Luthfi.

Hal tersebut ditambah dengan pernyataan M Luthfi yang menganggap populasi babi di China menjadi penyebab naiknya harga kedelai internasional, sebagai alasan yang mengada-ada.

Belum selesai permasalahan harga kedelai, hadir minyak goreng dengan masalah yang sama, yaitu kenaikan harga dan kelangkaan stok di pasaran.

“Sementara Mendag, ini dilematis. Satu sisi catatan di atas kertas yang dimiliki pemerintah, situasi perdagangan dianggap baik, tetapi publik merasakan tekanan,” kata Dedi.

Dia memberikan anggapan tentang M.Luthfi sebagai Menteri yang baik di mata pemerintah, namun tidak konsisten di mata publik. (RKZ/hops)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini