spot_img
Rabu, Mei 15, 2024
spot_img

Intip Rekomendasi Saham BNI yang Punya Kinerja Moncer di Semester I-2022!

KNews.id-Realisasi laba bersih PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) meningkat signifikan pada semester I-2022, yakni sebesar 76% year on year (yoy) menjadi Rp 8,8 triliun. Asal tahu saja, di semester I-2021, laba periode berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk BBNI hanya Rp 5,03 triliun.

Analis FAC Sekuritas Indonesia Patrick Jorghy Manek mengatakan, perolehan laba bersih BBNI pada paruh pertama tahun ini masih sejalan dengan proyeksinya. Jumlah laba bersih tersebut setara 54% dari prediksi laba bersih FAC Sekuritas Indonesia sampai dengan akhir tahun 2022 yang sebesar Rp 16,23 triliun.

- Advertisement -

Menurut Patrick, BBNI mencatatkan pertumbuhan laba bersih terbesar kedua di kalangan bank BUMN.

“Jika dilihat lebih dalam, pertumbuhan laba bersih BBNI ditopang oleh penyaluran kredit yang naik 8,9% yoy dengan pendorong realisasi kredit dari program BNI Xpora dan mempertegas fungsi BBNI sebagai intermediator,” kata Patrick saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (22/8).

- Advertisement -

Lebih lanjut, untuk ke depannya, ada beberapa sentimen yang dapat menopang kinerja BBNI. Pertama, proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih tergolong baik hingga akhir tahun 2022, yakni di kisaran 5%. Berdasarkan International Monetary Fund (IMF) Juli 2022, pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksikan tumbuh 5,3%.

Kedua, tingginya data unbanked di Indonesia. Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), terdapat sebanyak 91,3 juta penduduk pada tahun 2022 yang belum memiliki rekening bank.

- Advertisement -

Alhasil, hal tersebut bisa menjadi sumber pertumbuhan yang yang baik untuk industri perbankan. BI juga menargetkan jumlah tersebut dapat terpenuhi di tahun 2025.

Ketiga, penyaluran kredit yang diproyeksikan akan tetap bertumbuh. Keempat, adanya strategi green banking dan transaction banking yang dapat berdampak baik bagi bisnis BBNI.

Kelima, BBNI dinilai sebagai entitas bisnis keuangan yang cukup agile dalam melaksanakan transformasi digital untuk mempersiapkan pondasi bisnis masa depan.

“FAC Sekuritas Indonesia melihat proyeksi kinerja BBNI hingga akhir tahun 2022 masih akan tetap prospektif dengan asumsi pertumbuhan kredit mencapai 8% dan biaya kredit tetap di 230 bps,” ucap Patrick.

Dibanding emiten perbankan BUMN lainnya, BBNI memiliki keunggulan kompetitif di segmen kredit korporasi. Dalam lima tahun terakhir (2017-2021), porsi kredit tersebut rata-rata sebesar 47,6% dan menjadi penyumbang kredit terbesar di BBNI serta katalisator bagi pertumbuhan segmen kredit lainnya.

Selain itu, pertumbuhan kredit konsumer BBNI, khususnya payroll juga merupakan yang tertinggi dibandingkan peers dengan pertumbuhan pada 2021 sebesar 18,3% yoy.

BBNI juga memiliki jaringan yang tersebar di seluruh dunia dan terbaik dibandingkan dengan peers.

Menurut Patrick, hal tersebut tidak terlepas dari apresiasi pemerintah untuk membuat BBNI menjadi bank internasional asal Indonesia dengan terus didorong untuk memperkuat posisi BBNI dalam melakukan ekspansi bisnis global.

Dengan kata lain, BBNI adalah bank yang mendapat mandat menjadi bank global guna mendorong pelaku usaha dalam negeri untuk meningkatkan penetrasi pasar luar negeri.

Patrick menetapkan rekomendasi beli untuk BBNI dengan target harga di kisaran Rp 10.300 per saham atau berada di area PBV SD+1 dengan potensi kenaikan harga 24%. Pada perdagangan Senin (22/8), harga saham BBNI terkoreksi 2,35% ke level Rp 8.300 per saham.

Berdasarkan riset tanggal 1 Agustus 2022, Analis Ciptadana Sekuritas Asia Erni Marsella Siahaan juga merekomendasikan buy BBNI dengan target harga Rp 10.475 per saham. Target tersebut mencerminkan 1,4 kali prediksi PBV 2022 dan 1,3 kali prediksi PBV 2023.

Dari segi kinerja, laba bersih BBNI pada paruh pertama 2022 juga sejalan dengan ekspektasi Ciptadana. Realisasi laba bersih BBNI per semester I-2022 setara 54% dari proyeksi laba bersih sepanjang 2022 yang sebesar Rp 16,37 triliun.

“Dari segi pertumbuhan kredit, segmen dengan risiko lebih rendah masih akan menjadi mesin pertumbuhan kredit BBNI sejalan dengan penetrasi yang dilakukan perusahaan ke segmen ini,” ucap Erni.

Pada semester I-2022, kontribusi kredit corporate private masih menjadi yang terbesar dengan pertumbuhan 15% yoy.

Kontributor pertumbuhan selanjutnya adalah segmen large commercial, KUR, dan payroll loan. Masing-masing segmen ini mencatatkan pertumbuhan kredit 31% yoy, 27% yoy, dan 20% yoy.

Merujuk riset tanggal 31 Juli 2022, Analis DBS Group Research Rui Wen Lim dan Isabella Gunawidjaja juga memberikan rekomendasi beli untuk saham BBNI dengan target harga Rp 11.200 per saham.

Target harga tersebut mengimplikasikan 1,4 kali prediksi PBV 2023, lebih tinggi dari rata-rata valuasi PBV sepuluh tahun dan masih di bawah valuasi sebelum pandemi Covid-19.

Kedua analis ini meyakini, strategi BBNI untuk beralih ke segmen berisiko lebih rendah seperti pelaku industri, pinjaman mikro bersubsidi, dan pinjaman payroll akan mendukung pertumbuhan berkelanjutan bagi perusahaan.

Sampai dengan akhir tahun 2022, analis DBS memprediksi laba bersih BBNI mencapai Rp 16,47 triliun atau tumbuh 51% dari realisasi laba bersih 2021 yang sebesar Rp 10,89 triliun.

Asal tahu saja, realisasi laba bersih BBNI pada semester I-2022 juga lebih tinggi dari ekspektasi, yakni 59% dari proyeksi 2022.

“Pertumbuhan laba bersih 2022 juga bakal didorong oleh standard underwriting perusahaan yang lebih prudent sejalan dengan perbaikan kualitas aset serta biaya provisi yang lebih rendah,” ucap kedua analis DBS Group.(Ach/Ktn)

 

Berita Lainnya

Direkomendasikan

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini