spot_img
Senin, Mei 13, 2024
spot_img

Bank Rebutan Dana Murah, BSI Lakukan Ini

KNews.id –  Di era suku bunga tinggi, perbankan jadi harus bersaing mencari pendanaan dengan menaikan suku bunga kreditnya. Namun, perbankan harus berhati-hati dalam mengerek suku bunga kredit, karena pertumbuhan kredit perbankan sepanjang tahun ini lesu.

Seperti diketahui, kredit perbankan tumbuh 8,96% secara tahunan (yoy) menjadi Rp 6.837 triliun pada September 2023. Pertumbuhan tersebut masih di bawah target Bank Indonesia (BI), dan lebih rendah dibanding sebulan sebelumnya sebesar 9,06% yoy.

- Advertisement -

Namun begitu, PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) atau BSI melihat dampak suku bunga acuan tinggi tidak terlalu signifikan.

“Biasanya dengan BI rate yang naik itu dampak paling terasa itu ada di term deposit. Kebetulan kita posisi dana murahnya lebih dari 60% ya. Ada dampak tidak terlalu signifikan,” kata Direktur Utama BSI Hery Gunardi saat ditemui di Jakarta.

- Advertisement -

Adapun BSI telah mencatatkan himpunan dana pihak ketiga (DPK) mencapai Rp 262,12 triliun atau tumbuh 6,91% yoy pada kuartal III-2023. Komposisi dana murah atau current account savings accout (CASA) memegang porsi terbesar yakni 60%, sementara giro sebesar 3,16%, tabungan 5,24%, dan deposito 10,38%.

BSI pun tetap memiliki strategi menyerap dana masyarakat. Hery mengatatakan penghimpunan dana murah dilakukan dengan memperkuat sistem manajemen kas. Ia menyebut pihaknya sudah memiliki mesin sistem manajemen kas yang lebih baik dari yang dahulu.

- Advertisement -

“Harapannya ini akan banyak dipakai oleh para perusahaan untuk melakukan transaksi. Kalau transaksinya naik, artinya dananya juga akan naik,” ujar Hery.

Penghimpunan CASA juga dilakukan melalui retail banking, yakni dengan mengoptimalkan mobile banking dan QRIS.

“QRIS sekarang kita mungkin ada 22.000 dan terus kita dorong, jadi makin banyak customer yang menggunakan infrastruktur BSI, CASA-nya akan naik,” pungkasnya. Ia menambahkan, BSI memiliki produk unggulan yang disebut Tabungan Bisnis, yang baru saja diluncurkan tahun lalu.

“Sekarang pengumpulan dana masyarakat tabungan yang dalam kelompok tabungan bisnis tuh udah lebih dari Rp5 triliun,” lanjut Hery.

Seperti diketahui, terakhir BI telah menaikkan suku bunga acuan BI-7 day reverse repo rate ke level 6%. Keputusan ini diambil untuk menyelamatkan stabilitas nilai tukar rupiah di tengah kuatnya nilai tukar dolar AS.

Sebelumnya, Wakil Direktur Utama BSI Bob Tyasika Ananta menyebut kenaikan suku bunga acuan BI-7 day reverse repo rate dapat menimbulkan “pricing war” buat perbankan ke depan.  (Zs/CNBC)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini