spot_img
Sabtu, April 27, 2024
spot_img

Akui Bingung Masih Impor Jagung dan Kedelai, Muslim Arbi: Jokowi Menunjukkan tak Punya Kapasitas sebagai seorang Presiden!

KNews.id- Joko Widodo (Jokowi) menunjukkan tak mempunyai kapasitas seorang presiden yang mengaku bingung Indonesia masih impor jagung dan beras.

“Jokowi itu seorang presiden yang mempunyai kewenangan besar dan menyelesaikan persoalan impor jagung dan keledai. Jokowi mengaku bingung masih ada impor jagung dan kedelai menunjukkan tidak mempunyai kapasitas presiden,” kata pengamat politik Muslim Arbi kepada suaranasional.com, Kamis (27/4).

- Advertisement -

Menurut Muslim, selama hampir delapan tahun Jokowi tidak bisa menyelesaikan persoalan impor jagung dan kedelai.

“Impor jagung dan kedelai merugikan petani,” ungkapnya.

- Advertisement -

Kata Muslim, Jokowi tidak perlu mengeluh di hadapan publik masih adanya impor jagung dan kedelai.

“Rakyat kesusahan justru mendapat keluhan dari presiden. Ini sangat menyedihkan Indonesia dipimpin seorang Jokowi,” papar Muslim.

- Advertisement -

Muslim mengatakan, kementerian perdagangan dan kementerian pertanian harusnya bisa menyelesaikan impor jagung dan kedelai.

“Kebutuhan jagung dan impor masih mencukupi tidak perlu impor,” ungkap Muslim.

Para mafia mencari keuntungan adanya impor jagung dan kedelai.

“Ini harus dibongkar perusahaan yang menjalankan impor jagung dan kedelai,” tegas Muslim.

Jokowi meminta semua pihak untuk tidak mengandalkan impor padahal Indonesia masih memiliki kapasitas menanam komoditas sendiri seperti jagung dan kedelai.

“Misalnya jagung masih impor, kenapa? Tanam jagung di mana pun juga tumbuh. Kenapa masih impor? Kedelai, kita juga masih impor, padahal banyak daerah yang sesuai untuk penanaman kedelai. Lakukan ini,” kata Jokowi dalam Pembukaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) 2022, Kamis (28/4).

Lebih lanjut, Jokowi menyampaikan, meningkatkan produktivitas dan kemandirian di sektor pangan dan energi menjadi salah satu cara agar Indonesia mampu bertahan dari krisis. (AHM/SN)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini