spot_img
Jumat, April 26, 2024
spot_img

Terkait Utang ke RRC, PM Srilanka Mengundurkan Diri di Tengah Gelombang Protes Massa!

KNews.id- Perdana Menteri Sri Lanka Mahinda Rajapaksa mengundurkan diri pada hari Senin setelah menghadapi gelombang protes massal warganya. Pasalnya negara ini telah gagal membayar utang luar negeri dan bahan bakar yang dijatah di tengah meroketnya inflasi yang telah menjerumuskan banyak warganya ke dalam kemiskinan.

PM menyerahkan pengunduran dirinya kepada Presiden Gotabaya Rajapaksa, yang merupakan tak lain adalah adiknya. Pengunduran diri itu membubarkan kabinet Rajapaksa, yang baru dibentuk bulan lalu setelah semua anggota kabinet sebelumnya mengundurkan diri.

- Advertisement -

Sri Lanka telah diguncang oleh lebih dari dua bulan protes terus-menerus, dan puncak kerusuhan ini berlanjut pada hari Senin. Sesaat sebelum pengunduran diri Rajapaksa, demonstran pro dan anti-pemerintah bentrok di luar gedung pemerintah di ibu kota Kolombo, dan polisi menggunakan gas air mata dan meriam air untuk membubarkan huru-hara.

Ratusan tentara bersenjata dikerahkan di Kolombo untuk memadamkan kerusuhan, dan jam malam diberlakukan. Namun, jam malam itu diabaikan secara luas, dan setidaknya 76 orang terluka dalam bentrokan hari Senin, seperti dilansir Times of India

- Advertisement -

Menurut laporan lain oleh AFP, seorang legislator dari partai Rajapaksa ditemukan tewas di pinggiran Kolombo setelah ia diduga menembaki pengunjuk rasa yang menghalangi mobilnya.

Sri Lanka telah mengalami kekurangan makanan, bahan bakar dan obat-obatan dalam beberapa bulan terakhir, karena inflasi melonjak hampir 30% pada bulan April.

- Advertisement -

Dilaporkan, penjatahan bahan bakar diperkenalkan bulan lalu, dan antrean panjang untuk bahan pokok seperti beras, susu bubuk, dan persediaan medis

Pemerintah Rajapaska mengumumkan pada bulan April bahwa mereka akan menghentikan pembayaran utang luar negerinya. Pernyataan itu dikeluarkan oleh Gubernur Bank Sentral Nandalal Weerasinghe dengan alasan bahwa negara tersebut harus menggunakan cadangannya yang semakin menipis untuk mengimpor makanan dan bahan bakar sebagai gantinya.

Sri Lanka seharusnya membayar sekitar $7 miliar dari utang luar negerinya tahun ini, tetapi Menteri Keuangan Ali Sabry mengumumkan minggu lalu bahwa cadangan negara itu telah turun hingga di bawah $50 juta.

Krisis keuangan dan kemanusiaan telah disalahkan oleh pemerintah oleh sebab pandemi Covid-19, yang memotong pendapatan negara kepulauan yang mengandalkan dari pariwisata.

Namun, pengeluaran pemerintah yang tinggi dan pemotongan pajak juga menguras kas negara, sementara upaya untuk melunasi obligasi asing dengan meningkatkan pencetakan uang menyebabkan inflasi yang meroket.

Tidak jelas apakah pengunduran diri Rajapaksa akan menenangkan warga yang dirugikan. Serikat pekerja pada hari Senin menyerukan protes lanjutan selama seminggu yang berpuncak pada pawai ke parlemen untuk menuntut agar Presiden Gotabaya Rajapaksa juga mundur. (AHM/intpnwsw24)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini