spot_img
Rabu, Juni 26, 2024
spot_img

Xi Jinping Tambah Rp1.500 T “Utang China”

KNews.id – Presiden China Xi Jinping berencana akan menambahkan dana sebesar US$ 100 miliar atau setara Rp 1.577 triliun untuk program Belt and Road Initiative (BRI). Hal ini disampaikannya di sela-sela pertemuan BRI, yang juga dihadiri Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) di China.

Pada upacara pembukaan forum di Aula Besar Rakyat, Xi berjanji bahwa dua bank pembangunan yang didukung China, China Development Bank dan Bank Ekspor Impor China, masing-masing akan menyiapkan dana sebesar 350 miliar yuan (Rp 759 triliun) untuk pembiayaan. Tambahan 80 miliar yuan (Rp 174 triliun) akan diinvestasikan dalam Silk Road Fund Beijing untuk mendukung proyek-proyek BRI.

- Advertisement -

“Kami akan menghapus secara komprehensif pembatasan akses investasi asing di sektor manufaktur,” kata Xi dikutip Associated Press (AP), Kamis (19/10/2023).

“China akan lebih membuka perdagangan lintas batas dan investasi di bidang jasa serta memperluas akses pasar untuk produk digital dan melakukan reformasi di badan usaha milik negara dan di sektor-sektor seperti ekonomi digital, hak kekayaan intelektual, dan pengadaan pemerintah,” tambahnya.

- Advertisement -

BRI sendiri merupakan proyek pembiayaan baru untuk negara-negara berkembang dalam membangun infrastrukturnya. Inisiatif yang digagas Xi ini telah membangun pembangkit listrik, jalan raya, rel kereta api, dan pelabuhan di seluruh dunia serta memperdalam hubungan China dengan Afrika, Asia, Amerika Latin, dan Timur Tengah.

Dengan BRI, Beijing telah menjadi penyandang dana utama proyek-proyek pembangunan setara dengan Bank Dunia. Pemerintah China mengatakan inisiatif ini telah meluncurkan lebih dari 3.000 proyek dan “menggalakkan” investasi senilai hampir US$1 triliun.

- Advertisement -

Namun pinjaman besar-besaran ini telah dikritik beberapa pihak di negara Barat, dengan mengatakan BRI membebani negara-negara miskin dengan utang yang besar. Dalam beberapa kasus, tunggakan telah menyebabkan China mengambil kendali atas aset-aset tersebut.

Meski begitu, hal ini dibantah oleh rival Barat seperti Rusia. Presiden Rusia Vladimir Putin memuji BRI sebagai inisiatif yang “benar-benar penting, global, berorientasi masa depan, bertujuan untuk menciptakan hubungan dunia yang lebih adil dan multipolar.”

“Ini benar-benar sebuah rencana global. Ini sejalan dengan rencana Rusia untuk membentuk ruang Eurasia yang luas, sebagai ruang kerja sama dan interaksi orang-orang yang berpikiran sama, di mana berbagai proses integrasi akan saling terkait,” paparnya.

Sementara itu, hadir dalam forum yang sama, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB Antonio Guterres menyoroti potensi BRI untuk melakukan pembangunan di daerah-daerah yang terabaikan dan menekankan perlunya proyek-proyek yang ramah lingkungan. Ia mengatakan inisiatif ini dapat membantu mendorong transisi dari ketergantungan pada bahan bakar fosil.

“Negara-negara berkembang akan membutuhkan dukungan besar-besaran untuk transisi energi yang adil, merata dan adil menuju energi terbarukan sekaligus menyediakan listrik yang terjangkau bagi semua orang,” kata Guterres.  (Zs/CNBC)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini