“Jadi kegiatan apa nilainya berapa yang akan dilakukan di 2024, kalau hak seperti itu tentu bisa di deliver tapi bukan dalam konteks izin satu per satu membuat pinjamannya,” ungkap Suminto.
Suminto mengatakan, total realisasi pinjaman tunai sendiri hingga 2022 sebanyak Rp 65,59 triliun. Terdiri dari pinjaman luar negeri yang berasal dari enam lembaga internasional dan sebagian digunakan untuk beberapa proyek pembangunan.
Sebagian besar berasal dari Bank Dunia atau World Bank mencapai Rp 33,28 triliun, Asian Development Bank (ADB) sebanyak Rp 14,34 triliun, Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) Rp 7,28 triliun, KfW Development Bank Rp 9,25 triliun, Agence Francaise de Developement (AFD) Rp 810 miliar, dan Economic Development Cooperation Fund (EDCF) Rp 630 miliar.