KNews.id – Setiap orang membutuhkan nasehat dan pencerahan batin dalam hidupnya. Hal itu bisa juga disebut sebagai siraman rohani. Sebagai manusia yang jauh dari kesempurnaan, sebuah kewajaran jika manusia perlu mendapatkan siraman rohani dalam bentuk nasehat yang baik agar rohani tidak menjadi kering dan jiwanya mendapatkan pencerahan.
Dalam rangka mendapatkan siraman rohani, saya lebih sering menimbanya dari berbagai sumber bacaan yang dapat dipercaya kebenaran dan tingkat kesahihan ilmu yang terkandung di dalamnya . Sumber bacaan tersebut bisa berasal dari kitab suci al-Qur’an, buku, maupun yang lainnya.
Bukan hanya sebagai sumber nasehat bagi diri sendiri, bacaan tersebut juga saya butuhkan terkait profesi sebagai pendidik mata pelajaran agama. Disamping itu, siraman rohani juga dapat kita peroleh dari tayangan televisi yang khusus menyediakan hal tersebut. Namun tak jarang saya mendapatkannnya dari sumber bacaan berupa buku-buku.
Kali ini saya mencoba menuangkan salah satu nasehat agama yang saya peroleh dari salah satu buku bacaan saya dalam tulisan ini. Yakni tentang bagaimana bersikap sabar dalam menghadapi ujian hidup .
Setiap manusia tentulah menginginkan kebahagiaan dalam hidup ini. Berbagai cara dilakukan oleh seseorang dalam rangka meraih kebahagiaan dalam hidup ini. Namun adakalanya dalam hidup ini, kita mengalami suatu cobaan maupun musibah. Adakalanya cobaan dan musibah tersebut seakan-akan mencabut kenikmatan hidup yang tengah dirasakan.
Jika direnungkan, sesungguhnya tak ada manusia yang benar-benar luput dari cobaan dalam hidup ini. Dalam ajaran Islam, hal tersebut bahkan telah diisyaratkan dalam Firman Allah SWT.
Artinya” Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS. al-Baqarah: 155)
Jika direnungi lebih dalam tentang kandungan ayat tersebut, dapat dipahami bahwa Allah SWT telah bersumpah akan menguji hamba-Nya. Dimana ujian yang akan diberikan Allah pada manusia datang dalam berbagai bentuk.
Ada ujian yang datang dalam bentuk sedikit ketakutan. Banyak hal dalam hidup ini yang bisa mendatangkan ketakutan pada diri seorang manusia. Pada hakekatnya hal itu merupakan ujian dari Allah SWT. Misalnya ketakutan terhadap musuh, ketakutan akan sesuatu yang mengancam nyawa dan lain sebagainya.
Ujian yang lain yang diberikan pada manusia adalah sedikit kelaparan.Begitu banyak kita melihat ujian ini telah diberikan pada manusia, misalnya dalam bentuk paceklik, kemiskinan dan sebagainya. Bentuk ujian yang lainnya adalah ujian dengan berkurangnya harta. hal itu bisa disebabkan matinya hewan ternak karena peperangan atau paceklik maupun sebab lainnya.
Selanjutnya Allah SWT juga menguji manusia dengan hilangnya jiwa. Misalnya dengan kematian orang-orang yang dicintai, karib maupun kerabat. Adakalanya ujian pada manusia hadir dalam bentuk berkurang atau rusaknya buah-buahan karena hama.
Sesungguhnya semua itu demi mengetahui siapakah yang mampu bersabar dalam menerima ujian dalam hidup ini. Disampung bersabar tentunya tetap beriman dan menjalankan ketaatannya kepada Allah SWT.
Sabar, merupakan kata kunci dalam menghadapi berbagai macam ujian hidup maupun musibah yang datang dalam kehidupan ini. Sebagai manusia yang beriman, sepatutnya memantaskan diri menjadi orang yang sabar dalam menjalani hidup dan menerima ujian yang datang.
Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji`uun berarti sesungguhnya kami adalah kepunyaan Allah dan kepada Allah jugalah kami kembali.
Sebagai manusia, kita selayaknya menyadari bahwa sesungguhnya kita adalah makhluk yang berasal dari Allah SWT dan niscaya akan kembali kepada-Nya. Tak ada sesuatu yang kekal dalam kehidupan dunia ini.
Tidak ada manusia yang hidup kekal di dunia, suatu saat niscaya akan kembali pada-Nya. Demikian pula harta benda, kekayaan dan lain sebagainya. Ketika semua itu diambil dari kehidupan seseorang, maka sesungguhnya itu semua merupakan bentuk ujian dari Sang Maha Pencipta. Sikap yang layak dari seorang yang mengaku beriman adalah mengembalikan semuanya kepada Allah SWT.
Jika dikaitkan dengan kondisi pandemi Covid-19 saat ini, sesungguhnya sikap yang paling tepat bagi kita untuk melaluinya adalah dengan bersikap sabar. Yakni menerima ini sebagai salah satu bentuk ujian hidup. Saat ini kita diuji dengan rasa ketakutan akan bahaya yang mengancam kelangsungan hidup kita. Bahkan mungkin kita juga diuji dengan kehilangan orang-orang yang kita cintai akibat pandemi ini.
Bersikap sabar adalah penting dilakukan dalam kondisi seperti sekarang. Mengembalikan semuanya kepada Allah dengan segenap keyakinan bahwa segala sesuatu berasal dari Allah dan pasti kembali kepada-Nya.
Orang-orang yang sabar kepada niscaya akan dapat melalui segala ujian yang datang dalam hidup. Karena keyakinan yang mendalam yang ada dalam dirinya terhadap kebesaran dari Sang Maha Pencipta. Bersikap sabar dalam menjalani musibah dan ujian dalam hidup sesungguhnya mengandung manfaat yang besar. Junaid Al-Baghdadi berkata:
“Musibah atau bala’ merupakan pelita (penerang) bagi orang-orang yang arif, menggeliatkan kebangkitan bagi orang-orang yang menghendaki keridhaan Allah. Ia merupakan kebaikan bagi orang-orang yang beriman dan kebinasaan bagi orang-orang yang lengah. Tak seorang pun yang dapat merasakan manisnya keimanan, sehingga ia ditimpa musibah, lalu ia ridha dan bersabar.”
Wallahu’alam. Semoga bermanfaat. (Zs/Kosiana)