spot_img
Senin, Mei 13, 2024
spot_img

Prajurit Tumbal Teroris OPM, Ahmad Khozinudin: Kelemahan Komando Pimpinan dalam Tangani Separatisme Papua!

Ketiga, sulitnya menghimpun empati publik agar bergegas menyelesaikan persoalan Papua. Karena sikap ambigu rezim, yang keras pada ulama dengan dalih melakukan terorisme, menggunakan Densus 88 yang semestinya alat penegak hukum namun telah berubah menjadi mesin pembunuh.

Dua Terduga teroris di Lampung yang tewas oleh Densus 88 mengkonfirnasi, polisi telah menggunakan pendekatan perang pada isu terorisme di Lampung, sementara TNI justru menggunakan pendekatan penegakkan hukum di Papua. Ini kenapa bisa kebolak balik?

- Advertisement -

“Semestinya, Densus 88 yang beringas, tak peduli HAM HEM HOM, dikirim ke Papua untuk berperang melawan OPM. Bukan malah memburu ulama berdalih memerangi terorisme,” paparnya.

Kalau masalah Papua ini ditangani dengan pendekatan yang seperti ini, penulis khawatir akan banyak ‘tumbal prajurit’ yang gugur menjadi korban OPM hanya karena tidak jelasnya komando pimpinan.

- Advertisement -

“Indonesia butuh pemimpin dan kepemimpinan yang tangguh, bukan kepemimpinan jongos yang tunduk pada ketiak Amerika, asing dan aseng,” pungkasnya. (AHM/SN)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini